"Balai Teknologi dapat digunakan untuk melatih tenaga pengajar yang ada di Babel agar mahir teknologi. Jika guru-guru tersebut sudah mahir, maka proses pembelajaran menggunakan aplikasi secara efektif dan efisien akan mudah dipahami para siswa," jelasnya.
Dirinya juga menjelaskan latar belakang dari rencana program pengembangan pusat teknologi komunikasi informasi pendidikan antara lain untuk mengatasi disparitas antar sekolah karena kondisi geografis dan topografi Babel. Kedua, penting untuk menghadapi era 4.0 dan 5.0 dalam rangka mempersiapkan SDM berkualitas di Babel. Dan ketiga, urgensi dari pemanfaatan teknologi komunikasi dalam peningkatan akses, kualitas, dan tata kelola pendidikan.
Sedangkan Kepala Bappeda, Fery menyebutkan, human development sangat penting untuk diperhatikan. Jika SDM Babel maju maka, dapat dipastikan bahwa Bangka Belitung juga akan maju.
Sementara itu Kepala BKPSDM, Susanti, mengatakan pihaknya fokus pada peningkatan kompetensi aparatur, termasuk di dalamnya adalah para guru. Disampaikannya, jumlah guru di Babel saat ini ada 1.567 orang dan 1.378 orang diantaranya telah memiliki sertifikat. Hal ini menandakan masih ada tenaga pendidik yang belum memiliki sertifikat. Tentunya ini akan berpengaruh terhadap upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia guru di Babel.
Untuk mencapai misi gubernur menuju Babel sejahtera berbasis teknologi, pihaknya membutuhkan sarana prasarana teknologi yang akan berbanding lurus dengan hasil kerja para guru sehingga tidak ada lagi pengajar yang gagap teknologi.
"Kami memfokuskan pada pendidikan dasar yakni khusus pada kemampuan teknologi tenaga pengajar agar tidak ada lagi yang gagap teknologi. Terkait saspras, kami sangat membutuhkan jaringan internet yang dapat menjangkau seluruh wilayah Babel," ujarnya.