Komunikasi yang terjalin melalui pesan singkat menggunakan perantara teknologi tentunya akan berbeda maknanya dibanding ketika melakukan percakapan secara langsung.
Itu sebabnya, ketika terjadi konflik jarang ada yang selesai jika penyelesaian masalahnya hanya dilakukan melalui virtual karena tidak ada emosi yang terlibat seperti saat berbicara langsung dengan pasangan.
Kita bisa mulai evaluasi menilai pasangan yang nantinya akan menjadi pasangan hidup dimulai dari kontak langsung ketika berbicara dengan pasangan bukan hanya melalui perantara seperti teknologi.
2. Bibit Bebet Bobot
Mengutip buku berjudul Jangan Salah Pilih Pasangan karya Edy Wiyono, penerapan filosofi bibit bebet bobot dinilai cukup bijaksana dan masih dapat dijadikan acuan untuk memilih pasangan hidup.
Bibit adalah melihat faktor genetik atau keturunan pasangan, bukan hanya karakter dan fisik tetapi juga sifat dasar.
Selanjutnya, bobot adalah kualitas lahir batin seseorang seperti potensi yang dimiliki.
Edy menjelaskan, “Cara menilai bobot pasangan adalah dengan memperhatikan ketika ia berbicara, apakah ia memiliki visi, tujuan, dan rencana hidup”.