Diennaryati mengatakan bahwa yang membuat bisnis keluarga bisa bertahan adalah persatuan dalam keluarga yang mengutamakan komunikasi yang efektif.
Hal ini bisa tercapai bila keluarga sering berkumpul, mencari makna bersama, membiasakan diri untuk selalu menyelesaikan konflik, dan memadukan pentingnya keutuhan keluarga dan kepentingan bisnis.
Untuk membina komunikasi efektif, dibutuhkan adanya empati yang merupakan kemampuan untuk mengerti ruang kehidupan orang lain, sehingga juga dapat memahami perasaan, pikiran dan keinginan serta sudut pandang orang lain, dengan tetap memiliki identitas diri sendiri.
Komunikasi efektif sebaiknya dilakukan secara asertif, di mana anggota keluarga dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan keinginannya dengan tetap menghargai dan tidak menyakiti perasaan pihak lain.
Bila mengalami hambatan, sikap asertif dalam bisnis keluarga bisa juga di lakukan oleh pihak ketiga, seperti misalnya dengan bantuan tenaga konsultan.
Kiat khusus yang penting dalam bisnis keluarga agar komunikasi efektif dan produktif, adalah REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble.
Apa yang dikemukakan oleh Diennaryati, dibuktikan dengan pengalaman Dr(HC) Dra Nurhayati Subakat, Apt yang merupakan founder dari Wardah Cosmetics dan komisaris utama dari Paragon Technology and Innovation, dalam webinar yang sama.
Perusahaan kosmetik yang dikelolanya berawal dari industri rumahan di tahun 1985. Perusahaan ini kemudian menjadi bisnis keluarga dengan terjunnya ke 3 putra putrinya setelah menyelesaikan kuliah mereka masing-masing, atas kemauan mereka sendiri.