"Jadi, kalau sekarang muncul perempuan yang mengumumkan tidak ingin punya anak, itu adalah perkembangan baru. Sah-sah saja dilakukan. Hanya saja pada titik tertentu nantinya, saya yakin kerinduan untuk punya anak akan muncul," kata Prof. Bagong.
Prof. Bagong memandang pilihan untuk memilki anak atau tidak tersebut bersifat personal.
Pada kasus chiildfree, Prof. Bagong menyampaikan hal itu tidak hanya keputusan sepihak perempuan, tetapi keputusan berdua sebagai pasangan dan keluarga.
Di Indonesia childfree menjadi ramai diperbincangkan dan menimbulkan pro dan kontra.
Hal itu disebabkan karena adanya perbedaan masyarakat dalam menghormati hak.
Masyarakat di luar negeri cenderung sangat menghargai hak privat dan otonomi individu, itu sebabnya childfree menjadi hal biasa di luar negeri.
Sementara masyarakat Indonesia lebih menghargai hak kelompok.
“Saya yakin childfree adalah sikap sebagian kecil perempuan. Sebagai hak pribadi, boleh-boleh saja mereka memilih seperti itu dan masyarakat tidak perlu merespons secara serius,” ucapnya.