"Adapun ke-21 daya tarik tersebut yakni Museum Timah, Pantai Pasir Padi, Kampung Melayu Tua Tunu, Puri Tri Agung, Pantai Penyusuk dan Pulau Putri, Gunung Maras dan Air Terjun Maruyan, Wisma Ranggam, Pasangrahan Manumbing, Pantai Batu Rakit, Desa Wisata Perlang, Kuling Biru, Mangrove Munjang, Batu Belimbing, Mangrove Tukak Sadai, Benteng Toboali, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, Geosite Bukit Peramun, Geosite Tebat Rasau, Geosite Open Pit Namsalu, dan Geosite Pantai Burong Mandi" paparnya.
Sementara itu, Kadisparbudkepora Suharto mengatakan, inilah saatnya Bangka Belitung melakukan promosi dan pembenahan di sektor pariwisata yang sempat terdampak akibat Covid-19.
"Pasca pandemi, jadi masa pemulihan Covid-19 di mana masyarakat dunia saat ini sudah mulai melakukan aktivitas, salah satunya aktivitas wisata. Inilah waktu yang tepat bagi kita untuk promosi, waktu kita untuk mengingatkan calon wisatawan tentang objek-objek wisata di Babel sebagai salah satu daftar prioritas tujuan destinasi yang layak untuk dikunjungi," ungkapnya.
Perihal yang disampaikan Wakil Gubernur di awal diskusi, kini masyarakat sudah mulai melirik sektor pariwisata diperkuat dengan pengakuan Junaidi, salah satu anggota Pokdarwis Desa Perlang yang berprofesi sebagai jurumudi perahu di objek wisata Danau Pading.
Pria berumur 30 tahun tersebut mengaku bahwa sebelum bergabung menjadi anggota Pokdarwis, dirinya berprofesi sebagai penambang timah. Diakuinya saat menjadi penambang dirinya cepat mendapat uang, namun karena di lokasi tersebut jumlah timah yang diperolehnya semakin sedikit dirinya pun berhenti, dan dirinya beralih menjadi nelayan dan bergabung menjadi anggota Pokdarwis untuk mengelola objek wisata Danau Pading hingga saat ini.
"Bersama 30 anggota Pokdarwis, kami kelola tempat ini. Kalau hari libur tempat ini ramai. Jadi bisa membantu untuk keluarga," pungkasnya.