SonoraBangka.ID - Belakangan ini masyarakat Indonesia banyak mengeluhkan suhu panas yang melanda beberapa wilayah.
Salah satunya seperti yang dibagikan salah seorang netizen di media sosial TikTok.
“SURABAYA MEMBARA,” tulis sebuah akun yang membagikan video dengan arasi informasi suhu udara 35-36 derajat celsius.
Hal senanda juga dibagikan sejumlah netizen di platform Twitter dalam beberapa hari ini.
“Kehidupan di Semarang, Surabaya dan Bekasi,” tulis seorang netizen sambil menunjukkan gambar beberapa kipas angin yang dihadapkan ke tempat tidur.
“Lu tau ngga di Surabaya pake kipas angin yg keluar anginnya PANAS,” tulis akun @pecelelle.
“Kipasku kalau bisa mengeluh pasti udah dari dulu, setiap hari tak pernah istirahat. Surabaya panas pol,” tulis akun @bellatanpatutup.
Penjelasan BMKG
Terkait hal ini, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan, peningkatan suhu yang terasa panas sebenarnya nggak hanya dirasakan di Surabaya.
Miming menjelaskan, potensi suhu terik di siang hari masih akan dirasakan dalam sepekan ini karena cuaca umumnya masih cerah dan perawanan masih sedikit.
Ia melanjutkan, berdasarkan pengamatan BMKG, suhu maksimum di beberapa wilayah di Indonesia belakangan mencapai kisaran 34-36 derajat celsius. Seperti yang terukur di wilayah Kertajati Majalengka yang mencapai 36,4 derajat celsius pada 12 Oktober 2021.
“Kondisi suhu udara yang cukup terik pada siang hari termasuk di wilayah Jabodetabek, secara umum di wilayah Jawa, disebabkan oleh beberapa faktor di mana posisi semu Matahari dan kondisi cuaca yang umumnya cerah atau kondisi perawanan yang sedikit,” ujar Miming.
Nah, saat ini posisi semu Matahari berada di sekitar sebelah selatan ekuator dengan posisi lintang sekitar 7 derajat LS atau berada di sekitar lintasan wilayah Jawa-Nusa Tenggara.
Dengan kondisi cuaca yang umumnya cerah, tingkat perawanan sedikit terutama pagi dan siang hari, maka secara nggak langsung berdampak pada suhu yang cukup terik di siang hari di beberapa wilayah Indonesia.
Hal itu terjadi terutama di sekitar selatan ekuator termasuk wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa hingga Nusa Tenggara.
"Umumnya potensi suhu terik siang hari sampai periode Oktober ini, tergantung kondisi perawanan juga pada siang harinya," pungkas Miming. (*)