Ilustrasi
Ilustrasi ( NET)

Waspadai 5 Penyebab Ngantuk Setelah Makan, Bisa Kurangi Produktifitas!

5 November 2021 08:28 WIB

SonoraBangka.id - Biasanya sebagian besar dari kita merasa mudah mengantuk setelah makan. Alasan yang sering didengar adalah karena perut kita sudah kenyang.

Benarkah demikian? Mengantuk setelah makan sudah tidak berbahaya untuk kesehatan tubuh.

Ada setidaknya 5 faktor mengapa kita mudah mengantuk usai menyantap makanan.

Berikut ini ulasannya.

1. Konsumsi asupan tinggi gula dan karbohidrat sederhana

Nasi, makanan manis, gula termasuk dalam karbohidrat sederhana.

Melansir Good Housekeeping, konsumsi karbohidrat sederhana dapat menyebabkan kadar gula darah naik secara tiba-tiba, lalu turun dengan cepat.

Perubahan lonjakan kadar gula darah tersebut dapat menyebabkan kita mengalami food coma.

Tak hanya mengantuk, kita juga bisa merasakan lesu, pusing, dan tak bisa berpikir dengan jernih.

2. Makan asupan tinggi triptofan

Pakar kesehatan jamak menyebut konsumsi asupan tinggi asam amino triptofan sebagai penyebab kenapa setelah makan jadi ngantuk.

Melansir Verywell Fit, triptofan adalah asam amino yang jamak ditemukan dalam daging dan produk susu tertentu.

Ketika asam amino ini dikonsumsi bersama dengan makanan kaya karbohidrat seperti nasi, hormon seretonin jadi melonjak.

Seretonin adalah hormon yang mengatur nafsu makan sampai suasana hati.

Begitu hormon ini melonjak, kita jadi merasa rileks dan mengantuk.

Triptofan dan seretonin juga mengendalikan produksi hormon melatonin.

Begitu hormon ini keluar, tubuh mendapat kode untuk siap tidur.

Triptofan banyak terdapat dalam daging kalkun, susu, yoghurt, biji labu, biji bunga matahari, kacang mete, kacang almond, sampai walnut.

3. Pergeseran aliran darah

 

Pergeseran aliran darah dari otak ke organ pencernaan disebut sebagai penyebab kenapa setelah makan jadi ngantuk.

Makan dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis.

Saraf ini mengatur fungsi tubuh seperti memperlambat detak jantung, mengatur tekanan darah, dan pencernaan.

Sistem saraf parasimpatis bisa aktif ketika perut mengembang setelah makan besar.

Begitu aktif, aliran darah dari otak bergeser ke saluran pencernaan.

Dampaknya, kita jadi mengantuk dan tak bertenaga.

4. Konsumsi makanan tinggi lemak atau kalori

Makanan yang tinggi lemak atau kalori tapi rendah karbohidrat dapat memicu rasa kantuk setelah makan.

Dalam sebuah studi, peneliti menemukan kadar cholecystokinin jadi melonjak setelah subjek riset makan makanan berlemak tapi rendah karbohidrat.

Pelepasan hormon cholecystokinin yang bisa menekan rasa lapar ini dapat menyebabkan timbulnya rasa kantuk.

Peneliti lain menyimpulkan, kombinasi sinyal kompleks dikirim ke otak bagian pengontrol tidur setelah kita mengonsumsi makanan tinggi lemak atau kalori.

Sinyal ini mengurangi gairah untuk makan atau rasa lapar, di sisi lain meningkatkan rasa kantuk.

5. Gangguan kelenjar tiroid

Kondisi kelenjar tiroid yang sehat membuat tubuh bisa mempertahankan tingkat energi.

Dengan begitu, laju perubahan glukosa bisa dikendalikan.

Sebaliknya, ketika kelenjar tiroid kurang aktif, kita rentan terhadap naik turunnya kadar glukosa dalam darah.

Nah akibatnya, tubuh jadi kekurangan energi dan kita bisa merasa lemak dan gampang mengantuk.

SumberNova
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm