“Saya senang, Pak Gubernur sudah perhatian terhadap kualitas SDM. Untuk menyiapkan SDM handal bukan perkara mudah, dan memang harus disiapkan sesegera mungkin. Karena ilmi kardiologi bukan generalisasi. Para calon dokter harus mendapatkan ilmu sub spesialis lagi seperti invasive kardiologi, Ultrasonografi (USG) kardiologi dan masih banyak lagi,” jelas Ketua Tim Jejaring Kardiovaskular Hananto Andriantoro.
Upaya pengampuan ini dilakukan karena tindakan bedah jantung bukan perkara mudah. Kedepan, pihak rumah sakit daerah akan terus dilakukan evaluasi. Setiap kasus penyakit jantung akan dipantau langsung dari RSJPDHK. Jika terdapat kasus yang sangat sulit, maka pasien dapat segera dirujuk. Namun jika kondisi pasien tidak memungkinkan, maka tim dokter dari RSJPDHK yang akan langsung mendatangi pasien di daerah.
Sub Tim Jejaring Bedah Kardiovaskular Dudy Armein Hanafy menambahkan untuk menjadi daerah dengan penanganan jantung yang ideal setidaknya dibutuhkan kandidat dengan penguasaan ilmu cakupan toraks, kardiak dan vaskular, dan ini pun harus dikuasai minimal oleh 2 orang. Jika sendirian, dokter akan sangat kewalahan dan berimbas pasien akan pindah ke rumah sakit pusat atau bahkan luar negeri.
Menutup pertemuan, Gubernur Erzaldi berharap dalam hal peningkatan SDM ini, bisa mengutamakan putra daerah agar diberikan tugas belajar. Selagi menunggu lulus para calon dokter spesialis yang membutuhkan waktu 4-4,5 tahun, Untuk itu akan dibuka open recruitment untuk mempercepat pelaksanaan pelayanan.
"Saya berharapa RSJPDHK dapat memberi bimbingan dan dukungan untuk menciptakan SDM memadai, selagi Pemprov Babel menyiapkan sarana dan prasarana rumah sakit. Sehingga pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan cepat dan berkualitas seperti di RSJPDHK," pungkasnya.