SonoraBangka.id - Walau dianggap berkah, datangnya musim hujan tak jarang mengundang bahaya, terutama bagi para pengendara kendaraan bermotor.
Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, bulan November dan Desember menjadi awal musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Hal tersebut mengakibatkan kondisi jalan yang menjadi lebih licin, lubang-lubang tak terlihat karena tertutup genangan air, dan pendeknya jarak pandang.
Karena itu, para pengendara dituntut harus ekstra hati-hati.
Bukan hanya itu, agar lebih aman Anda juga perlu memperhatikan kelayakan kondisi komponen kendaraan, termasuk cara berkendara seperti berikut ini.
Pertama, cek kondisi mobil mulai dari wiper, rem, lampu, hingga tekanan ban.
Dalam kondisi cuaca hujan, wiper menjadi salah satu komponen mobil yang sangat penting.
Sebab dengan alat inilah air hujan yang membasahi permukaan kaca depan dan belakang dapat dibersihkan.
Untuk memastikan kondisi wiper masih dalam keadaan baik atau tidak, Anda bisa mengeceknya saat alat tersebut dinyalakan.
Jika wiper mengeluarkan bunyi saat bekerja dan hasil sapuannya rata, maka alat ini masih dalam kondisi baik.
Sebaliknya, dilansir Grid Oto, Jumat (08/11), bila karet wiper sudah menunjukkan tanda-tanda getas atau mulai pecah-pecah, maka sebaiknya Anda segera menggantinya.
Sebab, wiper dengan kondisi karet seperti itu tidak akan bekerja secara optimal.
Nah, selanjutnya yang tak kalah penting adalah memastikan rem masih dalam kondisi kondisi baik.
Beruntung, hampir seluruh mobil yang beredar di Indonesia sudah dilengkapi rem Anti-lock Braking System (ABS) sebagai fitur standar keamanan.
Salah satunya Toyota Fortuner.
Teknologi rem ABS sendiri merupakan fitur yang cukup penting karena dapat menjaga kestabilan mobil saat melakukan pengereman mendadak di permukaan jalan yang licin.
Contohnya saat hujan.
Kemudian jangan lupa periksa kondisi ban.
Pastikan Tread Wear Indicator (TWI) masih dalam batas aman, dan yang paling penting permukaannya tidak botak, serta tekanan udara di dalamnya pas.
Terakhir, pastikan lampu masih berfungsi baik agar Anda bisa melihat dengan jelas saat berkendara, khususnya pada malam hari.
Kedua, kurangi kecepatan.
Bukan hanya perkara kondisi jalan yang licin, hujan acap kali membuat pandangan menjadi terbatas.
Oleh karena itu, mengurangi kecepatan adalah cara terbaik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebagaimana dikutip dari laman Grid Oto, Kamis (07/11/2019), kecepatan ideal mengemudi saat hujan deras adalah 20-30 kilometer per jam lebih lambat dibanding kondisi normal.
Selain menghindarkan diri dari potensi kecelakaan, dengan berkendara secara hati-hati dan perlahan pun mencegah mobil Sahabat NOVA mencipratkan air becek ke pengendara lain atau pejalan kaki.
Ketiga, jaga jarak aman kendaraan.
Menjaga jarak aman saat berkendara wajib dilakukan, apalagi dalam kondisi hujan.
Adapun jarak aman yang dimaksud adalah tiga detik dengan kendaraan di depannya.
Tujuannya, adalah untuk memberi ruang aman ketika terjadi pengereman.
Dilansir Kompas.com, Senin (04/10/2019), perhitungannya sederhana, cukup dengan menentukan patokan benda statis yang dilalui kendaraan di depan Sahabat NOVA, misalnya tiang listrik, dan mulai berhitung tiga detik.
Saat kita melintasi tiang tersebut, tepat pada detik ketiga, maka jarak dikatakan aman.
Bila masih kurang dari tiga detik, benda itu sudah dilewati, berarti kecepatan terlalu tinggi dan segera kurangi atau sebaliknya, justru terlalu lambat.
Simpelnya, bila dalam kondisi hujan Anda berkendara dengan kecepatan 30 kilometer per jam (kpj), maka jarak minimalnya adalah 15 meter dan amannya 30 meter.
Semakin tinggi kecepatan, semakin jauh jarak minimal dan aman yang dianjurkan.
Selain menghindari tabrakan, menjaga jarak semakin perlu dilakukan karena mengingat pengereman akan lebih sulit saat kondisi jalanan dalam keadaan basah.
Keempat, jangan sembarang menerobos genangan air.
Saat hujan deras, Anda mesti mengetahui kemampuan ban saat melewati genangan air agar mobil tidak mengalami aquaplaning.
Gejala aquaplaning adalah suatu kondisi di mana saat kita melaju melewati genangan air, ban mobil menjadi sedikit terangkat atau mengambang akibat dari gaya apung air.
Akibat hal tersebut, aquaplaning bisa menyebabkan mobil kita kehilangan kendali bahkan tergelincir.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda tetap berkendara di jalur yang aman.
Kelima, jaga mesin tetap menyala dan jangan hidupkan AC bila terjebak banjir.
Bukan hanya menimbulkan macet, banjir juga kerap mengakibatkan mobil mogok.
Jika terpaksa harus berkendara dalam keadaan tersebut, maka yang perlu Sahabat NOVA lakukan adalah melakukan teknik dasar melewati banjir.
Adapun caranya dengan menggunakan transmisi atau gigi paling rendah dan tahan setengah kopling.
Lalu, usahakan putaran mesin berada di 2.500 rpm.
Jika mobil Anda menggunakan gigi otomatis, maka kemudikan mobil dengan gigi rendah.
Posisikan pada 1 atau L agar putaran mesin tetap stabil.
Cara tersebut dapat meminimalisir air yang masuk ke dalam mesin melalui knalpot atau lubang filter udara.
Selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah mematikan pendingin udara atau Air Conditioning (AC).
Sebab, menyalakan AC saat kondisi mobil terjebak banjir hanya akan merusak komponen yang terdapat di dalamnya.
Memang dampaknya tidak langsung terasa, tetapi cepat atau lampat udara dingin yang keluar dari kompresor akan berkurang.
Tak hanya itu, menyalakan AC ketika melewati banjir juga dapat mengganggu kinerja mesin.
Misalnya, ada bagian mesin yang terkena air, baik busi, koil, atau CDI, mobil bisa mati atau mogok.
Ini pun sebenarnya berlaku saat berkendara dalam kondisi hujan lebat.
Jadi, jika tidak ingin mobil bermasalah, lebih baik gunakan AC seperlunya saja untuk menjaga mobil tetap melaju dengan sempurna.
Nah, semoga tips di atas bermanfaat ya!