Jangan langsung menyangkal kondisi yang sedang dialami.
Ingatlah untuk tidak langsung melarang diri untuk tidak boleh merasakan sedih atau tidak boleh merasakan kesal, sebal, marah, cemas, takut, dan segala perasaan negatif lain yang mungkin timbul saat kita mengalami baby blues.
“Penting untuk diakui dan diterima dulu perasaannya, acknowledging. Ya, ini semua perasaan yang wajar dan manusiawi.
Baru setelah itu, apa yang kita butuhkan? Langsung tanyalah pada diri sendiri: aku butuh apa supaya tidak merasakan ini lagi? Aku butuh siapa? Aku butuh support dari mana? Tujuannya supaya perasaan yang tidak enak tadi perlahan hilang,” saran Karina.
Nah, salah satu caranya bisa juga dengan mengalihkan pikiran dengan kegiatan menyenangkan yang kita sukai untuk menghalau perasaan negatif tadi.
Misalnya, makan makanan kesukaan, berkencan dengan suami, nonton drama Korea, jalan-jalan, atau bahkan sekadar istirahat dan tidur, pokoknya apa pun yang bisa menenangkan bagi ibu.
“Ingat, kesehatan mental ibu harus dirawat, jangan karena ‘demi anakku’ terus mamanya capek fisik dan mental. Nanti malah enggak bisa mengurus anak dengan baik, lho.
Kalo enggak peduli kesehatan mental sendiri malah keteteran hal-hal lainnnya. Toh, sebenarnya demi anaknya juga, kok. Mama yang sehat kan berarti anak sehat juga,” ujar Karina.
Nah, semoga membantu ya!