SonoraBangka.id - Baby blues adalah kondisi perubahan suasana hati pada ibu yang terjadi dalam waktu jangka pendek.
Baby blues memang wajar dan kerap terjadi pada ibu yang baru melahirkan.
Apalagi, para ibu baru yang dihadapkan pada tanggung jawab baru serta benturan perubahan hormon.
Tapi, meski wajar bukan juga berarti kita bisa membiarkan atau menyepelekannya begitu saja, lho, ya.
Sebab, jika tidak ditangani dengan cermat dan bijak, maka bukan tak mungkin gangguan perasaan dan emosi ini akan meningkat derajat keparahannya dan menimbulkan kondisi baru bernama post-partum depression.
Istilah yang digunakan ketika kondisi baby blues yang dialami seorang ibu berlangsung dalam hitungan bulan.
“Kalau enggak diberesin dan enggak dicari solusi dan dikelola perasaan dalam baby blues-nya, ya, bisa banget ada efeknya di kemudian hari. Bisa ibunya jadi lebih rentan mengalami depresi lagi atau anaknya bisa jadi meniru, mengobservasi. Oh mamaku depresi, mamaku kok down, sedih. Nah, hal-hal negatif itu bisa membuat anak ikutan melakukan hal yang sama,” ungkap Karina Negara, B.A., M.Psi., psikolog keluarga dan co-founder Kalm.
Lantas, bagaimana langkah mengatasi baby blues yang tepat?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima perasaan yang muncul.
Jangan langsung menyangkal kondisi yang sedang dialami.
Ingatlah untuk tidak langsung melarang diri untuk tidak boleh merasakan sedih atau tidak boleh merasakan kesal, sebal, marah, cemas, takut, dan segala perasaan negatif lain yang mungkin timbul saat kita mengalami baby blues.
“Penting untuk diakui dan diterima dulu perasaannya, acknowledging. Ya, ini semua perasaan yang wajar dan manusiawi.
Baru setelah itu, apa yang kita butuhkan? Langsung tanyalah pada diri sendiri: aku butuh apa supaya tidak merasakan ini lagi? Aku butuh siapa? Aku butuh support dari mana? Tujuannya supaya perasaan yang tidak enak tadi perlahan hilang,” saran Karina.
Nah, salah satu caranya bisa juga dengan mengalihkan pikiran dengan kegiatan menyenangkan yang kita sukai untuk menghalau perasaan negatif tadi.
Misalnya, makan makanan kesukaan, berkencan dengan suami, nonton drama Korea, jalan-jalan, atau bahkan sekadar istirahat dan tidur, pokoknya apa pun yang bisa menenangkan bagi ibu.
“Ingat, kesehatan mental ibu harus dirawat, jangan karena ‘demi anakku’ terus mamanya capek fisik dan mental. Nanti malah enggak bisa mengurus anak dengan baik, lho.
Kalo enggak peduli kesehatan mental sendiri malah keteteran hal-hal lainnnya. Toh, sebenarnya demi anaknya juga, kok. Mama yang sehat kan berarti anak sehat juga,” ujar Karina.
Nah, semoga membantu ya!