Dia mengharapkan harga telur tak lagi tinggi, karena pihak penjual kesulitan untuk menjualnya.
"Kita mengharapkan telur ini murah, enak jualnya lancar. Tetapi kalau harga telur di tingkat pengecer mencapai Rp 2.000 otomatis macet, segalanya macet. Kita ingin telur itu datang langsung habis, datang habis. Tidak ada resiko pembusukan, jadi telur itu fresh," katanya.
Serupa disampaikan Acan, distributor telur di Kota Pangkalpinang, dia tidak tahu persis penyebab harga telur meningkat, mereka hanya mengikuti harga jual dari tempat asal telur ayam.
"Tidak tahu soal harga, karena selalu melihat dari Jakarta, Palembang dan Blitar kalau daerah itu naik maka ikut naik, pengaruhnya paling besar dari Blitar. Kalau di sini yang datang itu tiga sampai empat truk dalam satu Minggu dengan satu truk mencapai 100.000 lebih telur. Harganya juga macam-macan dari Rp 1.250 per butir sampai Rp 1.700 per butir tergantung dari besar kecilnya telur," ucap Acan.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pertahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung, Judnaidy, menuturkan tujuan sidak dilakukan Satgas Pangan Babel sebagai upaya mencari penyebab tingginya harga telur ayam.
"Satgas Babel sengaja turun ke lapangan menggali informasi dan data terkait kenaikan harga telur akhir-akhir ini. Harga telur begitu luar biasa dari satgas pangan bergerak cepat untuk dapat menyikapi kondisi saat ini," ujar Judnaidy.
Ia menuturkan satgas telah mendapatkan jawaban terkait penyebab tinggimya harga telur, setelah melakukan komunikasi dan diskusi dengan para distributor telur di Kota Pangkalpinang.
"Hasil kenapa harga lonjakan luar biasa karena faktor cuaca mempengaruhi ini. Gelombang salah satunya, karena cuaca penyebab suplai ke Babel, kedua kemarin harga banyak turun luar biasa telur dan ayam, waktu itu peternak banyak kolaps sehingga pada saat ini produksinya turun," tambah Judnaidy yang juga anggota Satgas Pangan Babel ini.
Sementara itu, faktor perayaan Natal dan Tahun Baru, menyebabkan banyaknya aktivitas masyarakat sehingga mempengaruhi permintaan terhadap telur ayam.
"Artinya aktivitas masyarakat meningkat permintaan naik, ini tidak terantisipasi oleh peternak kita. Akibatnya permintaan naik produksi biasa saja, penyebabnya harga telur menjadi naik," ujarnya.
Namun, Judnaidy memastikan, untuk harga telur kedepan akan berangsur-angsur turun dan harga normal kembali.
"Insya Allah tidak ada gejolak harga lagi, saat inj menuju normal sehingga masyarakat tidak usah khawatir akan stabil meskipun masuk perayaan Imlek, kemudian puasa, Lebarab Idul Fitri dan Idhul Adha harga akan stabil," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Satgas Pangan Babel Sidak Harga Telur Naik, Pedagang Sebut Bansos Jadi Penyebab Kenaikan Harga, https://bangka.tribunnews.com/2022/01/10/satgas-pangan-babel-sidak-harga-telur-naik-pedagang-sebut-bansos-jadi-penyebab-kenaikan-harga?page=2.