Tim Satgas Pangan Bangka Belitung melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga dan ketersedian telur ayam di sejumlah tempat penjualan telur, pada Senin (10/1/2022) siang.
Tim Satgas Pangan Bangka Belitung melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga dan ketersedian telur ayam di sejumlah tempat penjualan telur, pada Senin (10/1/2022) siang. ( Bangkapos.com/Riki Pratama)

Satgas Pangan Babel Sidak Harga Telur Ayam, Pedagang Sebut Bansos Jadi Penyebab Naiknya Harga

10 Januari 2022 17:03 WIB

SONORABANGKA.ID -  Tim Satgas Pangan Bangka Belitung telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga dan ketersedian telur ayam di sejumlah tempat penjualan telur, pada Senin (10/1/2022) siang.

Sidak kali ini, dilakukan untuk mengetahui penyebab kenaikan harga telur mahal usai perayaan Natal dan Tahun Baru mencapai Rp 1.800-2.000 per butirnya dan kini telah berangsur turun menjadi Rp 1.700 per butir.

Tim Satgas Pangan yang terdiri dari unsur Kepolisian, Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan Bangka Belitung ini, menanyakan langsung dengan pihak distributor pemilik tempat usaha telur ayam penyebab naiknya harga telur.

Toko Neneng Grosir, yang berada di jalan Kampung Melayu, Kelurahan Gerunggang, Kota Pangkalpinang menjadi tempat pertama dikunjungi tim satgas. Setelah itu distributor telur milik Acan di Pasir Putih Kota Pangkalpinang.

Pemilik Toko Neneng, Irawan, mengatakan, mulai meningkatnya harga telur sejak akhir Desember 2021 lalu diduga disebabkan karena bantuan sosial (bansos) berupa telur ke masyarakat, sehingga mempengaruhi persedian dan harga telur.

"Di akhir Desember ada bantuan sosial yang keluar harus dihabiskan di akhir tahun. Dana bansos ada berbentuk telor untuk PKH. PKH ini penyebab utama harga telor melambung tinggi. Hinga di Jakarta Rp 35 ribu per kilogrmnya, padahal paginya Rp 27 ribu, di Rp 27 ribu saya sempat tolak selama dua hari. Karena harga Rp 27 ribu sudah tidak ada keuntungan," ujar Irawan kepada wartawan, Senin (10/1/2022) di toko miliknya.

Ia mengatakan sempat menolak harga Rp 27 per kilogrmnya, karena hitunganya belum ditambah biaya lainya, dari telur yang pecah hingga transportasinya.

"Biaya kosnya, pecahnya penyusutan, tenaga belum biaya tenaga transport, sempat itu harga bertahan lama juga di Rp 26 ribu per kilogramnya. Sekarang si sudah berangsur-angsur turun. Bansos ini juga sudah hampir selesai mungkin kita berharap juga turun," jelasnya.

Irawan menyebutkan untuk harga telur per butirnya saat ini Rp 1.700 per butirnya, telah turun dari sebelumnya mencapai Rp 1.800-Rp 2.000 per butirnya.

"Sekarang di tingkat eceran Rp 1.700 per butir, tingkat grosir tergantung pengambilan banyak tidaknya, bisa Rp 1.600-Rp 1.625 per butir sudah banyak turun," ujarnya.

Dia mengharapkan harga telur tak lagi tinggi, karena pihak penjual kesulitan untuk menjualnya.

"Kita mengharapkan telur ini murah, enak jualnya lancar. Tetapi kalau harga telur di tingkat pengecer mencapai Rp 2.000 otomatis macet, segalanya macet. Kita ingin telur itu datang langsung habis, datang habis. Tidak ada resiko pembusukan, jadi telur itu fresh," katanya.

Serupa  disampaikan Acan, distributor telur di Kota Pangkalpinang, dia tidak tahu persis penyebab harga telur meningkat, mereka hanya mengikuti harga jual dari tempat asal telur ayam.

"Tidak tahu soal harga, karena selalu melihat dari Jakarta, Palembang dan Blitar kalau daerah itu naik maka ikut naik, pengaruhnya paling besar dari Blitar. Kalau di sini yang datang itu tiga sampai empat truk dalam satu Minggu dengan satu truk mencapai 100.000 lebih telur. Harganya juga macam-macan dari Rp 1.250 per butir sampai Rp 1.700 per butir tergantung dari besar kecilnya telur," ucap Acan.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pertahanan Pangan Provinsi Bangka Belitung, Judnaidy, menuturkan tujuan sidak dilakukan Satgas  Pangan Babel sebagai upaya mencari penyebab tingginya harga telur ayam.

"Satgas Babel sengaja turun ke lapangan menggali informasi dan data terkait kenaikan harga telur akhir-akhir ini. Harga telur begitu luar biasa dari satgas pangan bergerak cepat untuk dapat menyikapi kondisi saat ini," ujar Judnaidy.

Ia menuturkan satgas telah mendapatkan jawaban terkait penyebab tinggimya harga telur, setelah melakukan komunikasi dan diskusi dengan para distributor telur di Kota Pangkalpinang.

"Hasil kenapa harga lonjakan luar biasa karena faktor cuaca mempengaruhi ini. Gelombang salah satunya, karena cuaca penyebab suplai ke Babel, kedua kemarin harga banyak turun luar biasa telur dan ayam, waktu itu peternak banyak kolaps sehingga pada saat ini produksinya turun," tambah  Judnaidy yang juga anggota Satgas Pangan Babel ini.

Sementara itu, faktor perayaan Natal dan Tahun Baru, menyebabkan banyaknya aktivitas masyarakat sehingga mempengaruhi permintaan terhadap telur ayam.

"Artinya aktivitas masyarakat meningkat permintaan naik, ini tidak terantisipasi oleh peternak kita. Akibatnya permintaan naik produksi biasa saja, penyebabnya harga telur menjadi naik," ujarnya.

Namun, Judnaidy memastikan, untuk harga telur kedepan akan berangsur-angsur turun dan harga normal kembali.

"Insya Allah tidak ada gejolak harga lagi, saat inj menuju normal sehingga masyarakat tidak usah khawatir akan stabil meskipun masuk perayaan Imlek, kemudian puasa, Lebarab Idul Fitri dan Idhul Adha harga akan stabil," tambahnya. 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Satgas Pangan Babel Sidak Harga Telur Naik, Pedagang Sebut Bansos Jadi Penyebab Kenaikan Harga, https://bangka.tribunnews.com/2022/01/10/satgas-pangan-babel-sidak-harga-telur-naik-pedagang-sebut-bansos-jadi-penyebab-kenaikan-harga?page=2.

Sumberbangka pos
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm