Ilustrasi pasangan
Ilustrasi pasangan ( DragonImages )

Sebaiknya Kamu Sudah Melewati 3 Tahapan ini Sebelum Menikah

17 Januari 2022 16:36 WIB

SonoraBangka.id - Sekarang ini banyak pasangan kekasih yang ingin membawa hubungannya ke jenjang pernikahan.

Meski begitu, cara untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah.

Banyak pertimbangan sebelum akhirnya pasangan kekasih memutuskan untuk menikah.

Jika saat ini telah memiliki rencana itu, apakah Anda sudah siap untuk menikah?

Dilansir dari YourTango, rupanya ada 3 tahapan yang harus kita lalui sebelum memutuskan untuk menikah.

Hal ini dilakukan agar kita bisa yakin dan mantap saat memutuskan untuk menikah atau tidak.

Apa saja 3 tahapan tersebut?

Berikut ini penjelasannya.

1. Tahap romantis

Dalam tahap ini, kita akan mengalami yang namanya jatuh cinta.

Saat jatuh cinta, kita akan merasa sudah menemukan belahan jiwa yang tepat.

Tubuh pun akan dipenuhi hormon-hormon, seperti kortisol, dopamin, oksitosin, dan vasopresin.

Hormon-hormon ini meningkatkan kewaspadaan, kesenangan, motivasi, kepercayaan, keterikatan, gairah seksual, ketertarikan, dan pemikiran obsesif yang bisa mengurangi kesedihan, ketakutan, dan kebosanan.

Bagi banyak orang, ini adalah tahap di mana muncul keinginan untuk lamaran dan menikah.

2. Tahap bertahan

Tahap romantis tidak akan bertahan lama.

Dalam hitungan bulan sampai dua tahun, hubungan akan memasuki tahap bertahan.

Pada tahap ini, hormon-hormon di tahap romantis akan hilang dengan perlahan.

 

Nah, di situ kita mungkin akan menyadari bahwa pasangan kita tidaklah sempurna dan rasa cinta mulai luntur.

Studi menunjukkan bahwa rata-rata pasangan akan melakukan konseling pranikah setelah 6 tahun berada di dalam tahap bertahan.

Itu artinya pasangan mengalami ketidaknyamanan dan ketidakbahagiaan yang signifikan.

Manfaatkan waktu ini sebelum memtuskan untuk menikah.

Pasalnya, nantinya, kebiasaan negatif dan pola hubungan bisa menjadi lebih sulit untuk diselesaikan.

3. Tahap cinta yang dewasa

Jika Sahabat NOVA berhasil melewati tahap bertahan, kita dapat menghindari banyak rasa sakit dan penderitaan, serta menghindari pembentukan kebiasaan hubungan yang buruk.

Selain itu, kita dapat mempelajari cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan lebih baik, menyelesaikan konflik, dan memperdalam keintiman.

Dan setelah itu, kita akan mau ke dalam tahap cinta yang dewasa.

Di sini, kita sadar untuk tidak mengejar kebahagiaan di dalam pernikahan.

Meski bahagia itu menyenangkan, sebenarnya pernikahan memiliki misi yang lebih tinggi, yakni saling membantu di dalam segala situasi.

Ketika sedang mengalami konflik, itu adalah kesempatan untuk kita dan pasangan bertumbuh menjadi lebih baik.

Meskipun pernikahan bisa memicu rasa sakit, itu bisa disembuhkan.

Asalkan, kita membicarakan segala masalah dengan pasangan, dan tidak mengabaikannya.

Pasangan akan menjadi partner yang bisa membawa kita menjadi versi terbaik diri kita sendiri.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm