Menurut Teguh, di dunia metaverse, NFT memiliki peran penting, dimana banyak digunakan untuk berbagai kepentingan seperti dijadikan rewards saat bermain game dengan konsep play-to-earn.
Oleh karena itu NFT dinilai akan terus berkembang, baik di kancah global maupun di Indonesia, khususnya NFT yang mendorong ekonomi kreatif dan digital.
Penilaian ini juga didukung dengan data dari Dappradar yang menyebutkan tren transaksi penjualan NFT secara global menyentuh angka 25 miliar dolar AS (sekitar Rp 358 triliun) sepanjang 2021.
"Kami percaya NFT yang menekankan pada kelangkaan dan utility atau kegunaan akan populer, karena itu bisa menambah potensi manfaat NFT dan mendorong ekonomi kreatif dan digital," ujar Teguh.
Viralnya Ghozali juga akan turut meningkatkan literasi digital, khususnya terkait NFT, sehingga menurut Teguh bisa mendorong orang untuk terjun ke dunia NFT.
Namun demikian, NFT belum dapat dipastikan menjanjikan keuntungan atau tidak. Sebab, menurut Teguh, NFT masih terbilang baru meski peluangnya bisa dikatakan besar, dan akan terus berkembang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tren NFT Disebut Telat Ramai di Indonesia ", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/01/21/12340047/tren-nft-disebut-telat-ramai-di-indonesia-?page=all#page3.