SonoraBangka.id - Diketahui setiap 6 Februari, diperingati sebagai Hari Anti-Sunat Perempuan Internasional atau anti-Female Genital Mutilation (FGM).
Tahun 2022 ini, WHO mengangkat tema untuk Hari Anti Sunat Perempuan Internasional yakni "Mempercepat Investasi untuk Mengakhiri FGM".
Tema ini diusung guna menyerukan dukungan bagi program untuk memberikan layanan dan tanggapan bagi mereka yang terkena dampak dan mereka yang berisiko.
Kemudian, memberikan dukungan dalam mengembangkan dan menegakkan hukum, serta memperkuat kapasitas kelembagaan untuk menghilangkan praktik tersebut.
WHO bersama Program Reproduksi Manusia atau Human Reproduction Programme (HRP) meluncurkan dua alat baru untuk membantu penyedia layanan kesehatan dalam memberikan perawatan berkualitas terbaik kepada anak perempuan dan perempuan yang menjadi sasaran FGM.
Alat ini juga mendukung upaya global untuk mengakhiri praktik berbahaya FGM dan pelanggaran hak asasi manusia ini.
Perlu diketahi, pedoman etika khusus untuk melakukan penelitian tentang sunat perempuan belum tersedia hingga saat ini.
Namun, WHO telah meluncurkan dokumen panduan baru untuk memperkuat perilaku etis dari semua penelitian tentang FGM mengenai pertimbangan etis dalam penelitian tentang sunat perempuan.
Panduan ini telah diluncurkan bersamaan dengan dokumen baru dari WHO, UNICEF, UNFPA, dan Population Council, Kenya.
Peringatan hari anti sunat perempuan sedunia ini penting untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap tindakan sunat yang bisa mengancam keselamatan nyawa perempuan.
FGM adalah pelanggaran hak-hak anak perempuan dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius dan bahkan kematian serta memiliki risiko pernikahan anak dan putus sekolah.
Sunat mengancam kemampuan membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan komunitas.
Sejarah Hari Anti Sunat Perempuan Sedunia
Pada 2012, Majelis Umum PBB menetapkan 6 Februari sebagai Hari Anti-Sunat Perempuan Internasional.
Tujuan peringatan hari tersebut adalah untuk memperkuat dan mengarahkan upaya penghapusan praktik sunat perempuan.
Organisasi dunia yang melindungi anak-anak ini bekerja sama dengan UNFPA dalam program tentang Penghapusan Mutilasi Alat Kelamin Wanita bekerja untuk mengatasi sunat perempuan.
Program ini menciptakan peluang bagi anak perempuan dan perempuan untuk mewujudkan hak-hak mereka dalam kesehatan, pendidikan, pendapatan dan kesetaraan untuk membantu mengakhiri ketidakseimbangan kekuasaan yang mendukung praktik berbahaya ini.
Nah, koordinasi ini terjalin melalui intervensi di 17 negara di mana praktik tersebut lazim.