Harianto mengatakan untuk penggunaan abate, efektif digunakan di beberapa tempat penampungan air yang jarang dikuras.
"Abate dalam rangka mencegah, sehingga jentiknya tidak hinggap di air. Namun abate itu 1 persennya ada racun, maka tidak disarankan untuk diminum. Jika diperlukan tim kesehatan lingkungan kita selalu memantau, atau masyarakat boleh ke Puskesmas dan akan kita siapkan abate itu," ungkpanya.
Dengan segala upaya pemberantasan jentik atau kasus DBD, Harianto menekankan lebih penting melakukan pencegahan yakni dengan cara 3M (Menguras, menutup, mengubur).
"Galakkan gotong royong pemberantasan nyamuk, di lingkungan kita dan sekitarnya. Ini juga harus secara masif terus seminggu sekali, insyaAllah DBD turun," katanya.
Selain itu untuk kebersihan lingkungan dari DBD, Harianto menekan harus dilakukan secara bersama dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Nyamuk terbang sampai 100 meter kalau rumah kita saja bersih, tapi tetangga kiri kanan tidak menerapkan ya percuma juga. Ini seringkali orang tidak terima anaknya kena DBD karena perilaku, padahal tetangga kiri kanan tidak melakukan hal yang sama," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Belum Genap Dua Bulan, DBD di Muntok Tembus 70 Kasus, https://bangka.tribunnews.com/2022/02/09/belum-genap-dua-bulan-dbd-di-muntok-tembus-70-kasus?page=2.