Ilustrasi anak
Ilustrasi anak ( Shutterstock)

3 Hal Ini Penting untuk Diperhatikan Jika Mau Memuji Anak, Apa Itu?

4 Maret 2022 07:32 WIB

SonoraBangka.id - Mungkin ada diantara kita sebagai orangtua yang sering memuji anaknya sendiri.

Toh anak memang jadi kebanggaan kita, sehingga rasa bangga itu kita luapkan dengan pujian.

Memberikan pujian pada anak pun diperlukan agar anak merasa dirinya lebih bersemangat dan termotivasi.

Namun pujian harus dilakukan dengan tepat.

Memuji anak nyatanya membutuhkan seni tersendiri, yakni perlu pas dalam tiga hal: pas kata-katanya, pas waktunya, dan pas gradasinya.

Maksudnya seperti apa?

Pertama, adalah pas kata-kata.

Jika anak pemalu, namun akhirnya mau bernyanyi di depan kelas, maka jangan sekadar dibilang bahwa dia anak hebat atau anak pintar.

“Kata-kata, seperti anak hebat, keren banget, pinter banget itu pujian yang blur, tidak realistis, bahkan agak lebay. Pujian yang pas adalah pujian yang berdasarkan pada data dan perlu diperinci pencapaiannya. Misalnya, Kakak pintar karena sudah berani bernyanyi di depan kelas,” jelas Hj. Fitriani F. Syahrul, M.Si. Psi, Psikolog.

Kedua, pujian juga harus pas waktunya.

Jangan terlalu dini, namun jangan terlambat juga.

Misalnya, saat kita menginginkan anak mendapat nilai 9, dan dia bersemangat untuk mencapainya dengan belajar tiap hari, pujian perlu diberikan dengan akurat.

 
 

Daripada berkata, anak mama rajin, pasti dapat nilai 9, lebih baik katakan, anak mama rajin, sudah belajar setiap hari. Mudah-mudahan nanti dapat nilai 9.

Ya, jangan karena takut salah, kita malah pelit memuji, ya.

“Pujian yang pas itu seperti makanan yang bergizi. Kalau orangtua jarang memuji perilakuperilaku anak yang baik, anak bisa jadi kurang gizi. Jadi berikan pujian, di saat anak memang pantas mendapatkannya,” ujar bunda Fani.

Ketiga, perhatikan gradasi.

Masih banyak cara lain dalam mengekspresikan rasa penghargaan pada buah hati selain melalui kata-kata, seperti mengacungkan jempol, bertepuk tangan, memberi senyuman, atau mendampingi anak saat mereka membutuhkan orangtuanya.

“Kalau apresiasi orangtua hanya berupa pujian terus-menerus, ada dua dampaknya. Anak jadi selalu ingin dipuji atau anak jadi kebal terhadap pujian tersebut,” jelas Futriani. 

Karena itulah, apresiasi positif pada anak perlu diberikan secara beragam dan bergradasi.

Anak juga jadi mengenal berbagai bentuk penghargaan dan tidak selalu merasa harus dipuji dengan kata-kata.

Nah, mulai sekarang jangan salah lagi, ya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm