Ilustrasi anak bermain di dalam rumah.
Ilustrasi anak bermain di dalam rumah. ( PEXELS/TATIANA SYRIKOVA)

Ini Penjelasan Pakar tentang Berapa Banyak Mainan yang Dibutuhkan Anak

12 Maret 2022 19:24 WIB

SonoraBangka.id - Salah satu kebutuhan penting sebagai proses belajar untuk tumbuh kembang anak adalah dengan bermain.

Pasalnya, bermain adalah cara belajar anak untuk meningkatkan kemampuan kognitif, sensorik, motorik, dan imajinatif.

Akan tetapi, tidak jarang anak-anak lebih suka bermain barang-barang di sekitarnya daripada mainannya sendiri.

Lantas, berapa banyak mainan yang benar-benar dibutuhkan anak?

"Anak-anak perlu bermain, tetapi tidak membutuhkan mainan,” kata Deborah MacNamara, pakar perkembangan anak di Vancouver, mengutip Today's Parent.

Menurut Deborah, maksud tidak membutuhkan mainan adalah dengan membiarkan anak menjelajahi lingkungan sekitar mereka.

"Anak-anak akan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, mulai dari panci, wajan, hingga balok," imbuhnya.

Dengan kata lain, anak-anak memang membutuhkan sesuatu untuk dimainkan, tetapi itu tidak harus berupa mainan.

"Rumah biasanya memiliki cukup banyak objek untuk menghibur dan (mendukung, red.) proses belajar anak," ujar Deborah.

Ikuti perkembangan dan isyarat anak

Ketika anak-anak tumbuh, hubungan dan preferensi mainan mereka berubah seiring waktu.

Menurut Deborah, bayi akan disibukkan dengan berada di sekitar orang-orang yang dekat dengan mereka.

Terkadang tidak perlu mainan, Deborah menyebut bayi bisa puas menjelajahi berbagai hal dengan mulut dan tangan mereka.

Sebagai balita, anak-anak menjadi lebih tertarik pada eksplorasi objek.

Selama tahap ini, orang tua disarankan memberikan akses ke lingkungan sekitar guna menumbuhkan imajinasinya.

Hal itu dapat berupa benda-benda di rumah, seperti wajan, panci, kardus bekas, balok kayu, atau boneka binatang.

Pada prinsipnya, tidak ada jumlah minimum mainan yang dibutuhkan, sebab kreativitas dan imajinasi anak tidak terbatas.

Tidak perlu khawatir anak punya sedikit mainan, justru mereka dapat bermain lebih lama dan lebih kreatif.

Para ahli mengatakan, orang tua harus membiarkan anak-anak mereka tertarik pada mainan atau benda yang mereka minati.

Deborah mengatakan bahwa orang tua harus melihat bentuk permainan apa yang diminati anak dan menyediakan mainan untuk mereka.

"Bermain tidak asyik lagi ketika orang tua memaksakan permainan apa yang harus dimainkan anak tanpa memahami minatnya," kata Deborah.

Jadilah fleksibel

Jangan memusingkan semua hal dan jadilah fleksibel untuk memenuhi kebutuhan bermain anak.

Selain mainan, anak juga perlu untuk berinteraksi saat bermain guna meningkatkan kecerdasan sosialnya.

Sebagai orang tua, ajak mereka berbicara saat bermain. Ini penting untuk mengekspresikan emosi dan kreativitas.

Selain itu, bermain adalah sarana untuk memberikan nasihat dan proses belajar anak dengan cara yang menyenangkan.

Nah, tekankan eksplorasi lingkungan untuk bermain anak sekaligus berikan mainan sesuai minat anak ya, Kawan Puan.

Memang, mainan benar-benar digunakan anak untuk bermain sekaligus mengasah kreativitasnya. 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm