SonoraBangka.Id - Kalo ngomongin tentang perjuangan atas keadilan, kemiskinan, tuntutan akan kesetaraan atau membangkitkan jiwa dalam perlawanan, biasanya banyak lagu protes dengan tema yang mendukung hal tersebut.
Baiknya lagu-lagu protes nggak cuma bicara tentang masalah yang terjadi di zaman itu, tapi bisa lebih dari apa yang terjadi di era itu hingga bisa jadi ekspresi politik yang abadi.
Lo pernah denger nggak sih lagu-lagu protes yang sebenernya udah lama, tapi masih eksis dari zaman ke zaman? Nah! itu dia bentuk kesuksesan dari lagu protes.
Di Indonesia ada salah satu lagu yang agaknya hampir selalu lo denger kalo ada demonstrasi, yaitu lagu ‘Darah Juang’ yang dipopulerkan oleh band punk Marjinal.
Di kalangan aktivis dan mahasiswa, lagu ini udah familiar banget. Lagu ini juga sering banget dinyanyiin mahasiswa kalo lagi melakukan demonstrasi.
Kenapa bisa di bilang lagu ini sukses sebagai lagu protes? Ya karena lagu ‘Darah Juang’ udah bergema dalam aksi demonstrasi sejak tahun 1990-an sampai sekarang.
'Darah Juang' adalah karangan beberapa mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang dibikin saat mereka menggencarkan aksi mogok makan yang terjadi pada November 1991, untuk menuntut demokratisasi lembaga pemerintahan mahasiswa di kampus itu.
Budiman Sudjatmiko yang saat ini adalah politisi PDI Perjuangan, merupakan salah satu anggota kelompok yang menciptakan ‘Darah Juang’.
Dikutip dari Wacana, Budiman pernah bilang kalo lagu itu untuk perjuangan demokrasi di Indonesia, meurunkan rezim korup dan otoriter, serta perjuangan-perjuangan rakyat lainnya. “Darah Juang adalah kredo untuk mengorbankan apa yang dimiliki, untuk mimpi-mimpi besar kami sebagai seorang individu maupun generasi,” ujar Budiman.
Dari lagu yang awalnya cuma sebagai penyemangat untuk kelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada saat itu, hingga pada akhirnya lagu ‘Darah Juang’ meluas ke berbagai mahasiswa di universitas lain yang bergulat melawan birokrat kampus, anak muda yang melakukan perlawanan melalui grafiti di dinding kota, dan lainnya.