Ilustrasi E-mail Scam mengatasnamakan Whatsapp
Ilustrasi E-mail Scam mengatasnamakan Whatsapp ( KOMPAS.com)

Hati-hati Terima E-mail dari "WhatsApp" Berisi Pesan Suara

18 April 2022 17:23 WIB

SonoraBangka.ID - Modus baru pencurian data secara digital kembali ditemukan. Modus yang dipakai kali ini dilakukan dengan menyamar menjadi notifikasi pesan masuk WhatsApp melalui e-mail.

Pelaku akan mengirimkan e-mail kepada target, mengaku sebagai notifikasi WhatsApp, dan mengatakan bahwa target memiliki pesan suara yang belum terbaca.

Penipuan berkedok notifikasi pesan masuk WhatsApp ini sudah menyasar setidaknya 27.655 alamat e-mail. Data yang diincar oleh pelaku tidak lain seperti kata sandi yang disimpan di browser, informasi mengenai data pribadi, dompet cryptocurrency, nomor kartu kredit, dan file yang disimpan di komputer.

Praktek phising ini pertama kali ditemukan oleh peneliti dari perusahaan software Armorblox.

Selain mengaku sebagai WhatsApp Notifier atau pengingat pesan masuk, pelaku juga mencantumkan tanggal "pesan suara" tersebut dikirim beserta durasi pesan itu. Di bawahnya juga tercantum tombol play untuk memutar "pesan" tersebut.

Jika korban memencet tombol play yang ada di dalam e-mail, korban akan diarahkan ke laman yang meminta korban untuk memencet pilihan Allowatau izinkan.

Untuk mengelabuhi korban agar memencet tombol Allow, pelaku akan berpura-pura meminta korban untuk membuktikan apakah korban bukan robot dengan memencet tombol Allow. Terkesan sederhana, tapi bagi pengguna yang tidak sadar, langkah ini cukup efektif untuk mengelabuhi.

Jika korban memencet tombol Allow, maka otomatis korban akan secara tidak sadar menginstal virus trojan bernama JS/Kryptic. Selain itu korban akan mendapat sederet notifikasi di browser berupa penipuan berkedok iklan, malware atau software berbahaya, dan situs dewasa.

"JS/Kryptic sendiri adalah malware tipe trojan yang bergerak tanpa sepengetahuan pengguna. Fungsinya adalah mengambil kendali perangkat dari jarak jauh, mengambil informasi sistem yang digunakan, melihat riwayat tombol keyboard yang ditekan untuk mencari kata sandi, mengunduh malware lainnya, mengunduh dan mengunggah file yang ada di komputer," seperti dikutip dari Fortiguard, Senin (18/4/2022).

Biasanya, e-mail seperti di atas akan mudah teridentifikasi sebagai spam. Namun, pelaku melakukan sedikit modifikasi pada alamat pengirim e-mail yang ia gunakan.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm