SonoraBangka.ID - Sejak akhir tahun 2021 lalu, Meta Platform Inc. (dulu Facebook Inc.) mengungkapkan bahwa metaverse adalah salah satu prioritas perusahaan di masa mendatang.
Metaverse sendiri adalah konsep yang memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi, bekerja, bermain game, dan melakukan hal lainnya di lingkungan virtual. Di metaverse, setiap orang bakal direpresentasikan dalam bentuk avatar 3D yang unik.
Untuk mewujudkan ambisinya itu, Meta sudah mulai mengembangkan perangkat keras dan lunak (hardware dan software) demi metaverse. Namun, nyatanya, mewujudkan metaverse tak semudah membalikkan telapak tangan.
Executive Producer Meta, Ruth Bram, mengatakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu lima hingga sepuluh tahun atau satu dekade untuk benar-benar mewujudkan metaverse.
Waktu tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan software dan hardware pendukung dunia virtual baru yang digadang-gadang menjadi generasi berikutnya dari internet.
"Masih banyak yang harus dikerjakan, baik dari aspek hardware maupun software. Dan mungkin perlu waktu lima hingga sepuluh tahun untuk mewujudkannya sepenuhnya," kata Bram saat berbicara di acara virtual Meta Quest Gaming Showcase 2022, Rabu (20/4/2022).
Dari segi hardware, metaverse memang akan sangat mengandalkan perangkat Virtual Reality (VR) karena teknologi ini mampu menciptakan dunia simulasi 3D.
Simulasi ini bisa mirip seperti dunia nyata atau dunia imajinasi sekalipun. VR dapat membawa pemandangan, suara, dan sensasi lainnya lewat perangkat seperti kacamata dan headset.
Meta sendiri saat ini memiliki perangkat VR bernama Oculus Quest. Sebelumnya, Meta dirumorkan akan memperkenalkan perangkat VR baru dengan nama kode Project Cambria atau disebut juga Oculus Quest Pro di acara virtual Meta Quest Gaming Showcase 2022.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari DigitalTrends, Jumat (22/4/2022), perangkat tersebut disebut sempat dipamerkan oleh CEO Meta Marz Zuckerberg dan dibocorkan oleh sejumlah analis kondang.
Menurut rumor yang berkembang, VR Oculus Quest Pro berbentuk seperti helm setengah lingkaran. Di bagian depannya terdapat kacamata yang digunakan untuk mengakses dunia virtual.
Namun, rumor itu tak akurat. Pasalnya, selama acara berlangsung, Meta tak memperkenalkan perangkat apapun, termasuk VR Project Cambria seperti yang dirumorkan.
Selama acara virtual Meta Quest Gaming Showcase 2022, Meta hanya memberikan pratinjau soal deretan game yang dijadwalkan akan dirilis sepanjang tahun ini.
Pada November 2021, Zuckerberg juga sempat memamerkan purwarupa (prototype) sarung tangan canggih dengan teknologi haptic, lewat akun Instagram pribadinya.
Itu menandakan bahwa Meta sedang mengembangkan perangkat keras (hardware) penunjang metaverse.
Haptic sendiri adalah teknologi yang mengaplikasikan sensasi sentuhan ke dalam interaksi manusia dengan komputer. Dengan haptic, sarung tangan canggih ini memungkinkan penggunanya seakan benar-benar menyentuh obyek virtual.
"Tim Reality Lab Meta sedang mengembangkan sarung tangan haptic untuk membuat sensasi realistis terhadap sentuhan di metaverse. Suatu saat, Anda akan bisa merasakan tekstur dan tekanan ketika menyentuh obyek virtual," tulis Zuckerberg.
Menurut laporan The Verge, sarung tangan haptic telah dikembangkan sejak tujuh tahun lalu dan disebut menjadi salah satu proyek ambisius Facebook (Meta). Teknologi ini dikembangkan setelah Facebook mengakuisisi Oculus VR tahun 2014.
Pada aspek software, selain game, Meta juga memiliki aplikasi berupa ruang kantor berbasis Virtual Reality (VR) yang diberi nama Horizon Workrooms.
Horizon Workrooms menyediakan ruang pertemuan virtual yang dapat digunakan sebagai sarana tatap muka secara online. Aplikasi ini dioperasikan melalui headset VR Oculus Quest 2.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meta: Butuh 10 Tahun untuk Mewujudkan Metaverse", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/04/22/08080057/meta--butuh-10-tahun-untuk-mewujudkan-metaverse?page=all#page2.