“Jika tujuannya mengabaikan untuk menghukum berarti secara tidak langsung ada keinginan untuk menyakiti. Namanya menyakiti, kan, sudah masuk aggressive behavior, walaupun enggak serta merta semua orang yang melakukan silent treatment kita bisa masukkan ke golongan tersebut, tergantung kadarnya,” jelas Keumala.
Kenali Penyebabnya
Kita tentu tak ingin hubungan yang telah susah payah dibangun bersama pasangan kandas begitu saja, hanya kerena kita enggak pandai mengatur emosi.
Jangan khawatir Sahabat NOVA, selama ada kemauan kebiasaan itu bisa, kok, dihilangkan. Salah satunya dengan mengenali penyebabnya, supaya kita lebih mudah mencari solusinya. Nah, apa saja penyebabnya?
- Belum bisa memahami emosi.
Umumnya perilaku silent treatment ini dilakukan oleh mereka yang belum bisa memahami emosinya dengan baik, yang secara otomatis juga tak bisa mengelola emosinya.
Akibatnya, untuk menyelesaikan masalah belum cukup baik, akhirnya menggunakan cara diam untuk menekan orang lain secara sepihak menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk menghindari konflik. Sebagian orang memilih diam daripada harus terlibat dalam perdebatan. Terkesan baik tapi seperti bola salju semakin lama emosi kita semakin
menumpuk dan bisa meledak kapan saja.
- Tak pandai berkomunikasi.
Tidak tahu bagaimana mengungkapkan apa yang dirasakan, namun di satu sisi ingin pasangannya tahu apa yang dirasakan.