SonoraBangka.ID - Saat ini, smartphone menjadi salah satu kebutuhan primer bagi sebagian besar manusia modern. Bukan sekadar alat komunikasi saja, smartphone juga menjadi penunjang penting aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja hingga mencari hiburan.
Hal itulah yang membuat smartphone seakan-akan sebuah candu bagi banyak orang saat ini. Akan tetapi, ketergantungan akan perangkat smartphone diprediksi akan menurun drastis sewindu mendatang atau di tahun 2030.
Hal itu diprediksi oleh President and Chief Executive Officer (CEO) Nokia, Pekka Lundmark. Lantas, apa alasan Lundmark memproyeksikan hal tersebut?
Menurut Lundmark, titik balik masifnya penggunaan smartphone akan terjadi berkat komersialisasi jaringan 6G. Ia memprediksi internet generasi keenam itu akan mulai dimanfaatkan secara komersil di tahun 2030.
Lundmark yakin bahwa dengan 6G, orang-orang akan lebih memilih menggunakan wearable device, seperti smartwatch, smart band, smart glasses, dan sebagainya, untuk menggantikan peran smartphone.
Artinya, smartphone tidak akan lagi menjadi perangkat yang umum digunakan sebagaimana saat ini, lantaran orang-orang lebih memilih menggunakan wearable device atau produk elektronik lain yang melekat di tubuh mereka.
Kendati demikian, Lundmark tidak memperinci, wearable device atau produk elektronik seperti apa yang nantinya mampu menggantikan posisi dan peran smartphone di tahun 2030, sebagaimana rangkum dari Giz China, Selasa (31/5/2022).
Sedikit membahas jaringan 6G. Jaringan ini memang sudah mulai disiapkan sejak tahun 2018 di China. Namun, pengembangannya mungkin akan masih memakan waktu lama, lantaran saat ini dunia masih fokus dalam komersialisasi 5G.
Lundmark tidak menjelaskan dari mana prediksinya itu bisa disimpulkan. Tidak menutup kemungkinan pula, prediksinya meleset.
Namun yang jelas, Nokia sendiri memang sudah mulai ancang-ancang mundur dari pasar smartphone.
HMD Global, selaku pemegang lisensi resmi merk Nokia, bulan Maret lalu mengumumkan bahwa perusahaanya akan berhenti meluncurkan smartphone flagship alias ponsel harga mahal.
Alih-alih, HMD Global memilih fokus menawarkan ponsel fitur (feature phone), dan smartphone murah di kelas entry-level dan mid-range.
"Membuat ponsel seharga 800 dollar AS (sekitar Rp 11,3 juta) tidak masuk akal bagi kami saat ini. HMD tidak ingin terlibat dalam perang spesifikasi besar-besaran dengan pemain lain," kata Adam Ferguson, Kepala Pemasaran Produk HMD Global, dirangkum dari Android Authority.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos Nokia Sebut Pengguna Smartphone Makin Sedikit 2030", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/05/31/10300057/bos-nokia-sebut-pengguna-smartphone-makin-sedikit-2030.