Pertama, bebas dari urusan hutang yang terkadang rumit dan juga menghindari proses administrasi yang relatif panjang apabila mengajukan permohonan kredit.
Beberapa orang cenderung membeli mobil secara tunai karena memang memiliki dana yang cukup untuk membeli mobil tersebut.
Kedua, adanya semacam “hallo efect” bagi seseorang yang membeli mobil secara tunai, khususnya untuk mobil mahal dan bermerek bahwa mereka adalah benar-benar orang kaya yang diakui oleh lingkungannya.
Ketiga, dengan membeli secara tunai, maka pemilik dapat segera mendapatkan surat bukti kepemilikan kendaraan atau BPKB atas mobil tersebut.
Dengan BPKB yang sudah di tangan, maka pemilik dapat dengan leluasa untuk menjaminkan mobilnya kepada pihak lain apabila ingin berutang.
Membeli mobil secara tunai memang banyak memberikan keuntungan bagi kita, namun juga ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang kurang menguntungkan.
Pertama, membeli mobil secara tunai apalagi dalam jumlah besar tentunya akan mengurangi dana simpanan yang kita miliki. Dana tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan uang yang lebih besar apabila digunakan untuk kegiatan usaha atau diinvestasikan kembali.
Namun karena dana tersebut telah diambil dan dipakai untuk membeli mobil secara tunai, maka potensi mendapatkan penghasilan tambahan dari dana tersebut menjadi hilang ataupun berkurang.
Kedua, membeli mobil secara tunai dengan mencairkan dana untuk kebutuhan darurat adalah kesalahan besar.
Jangan sampai kita tergoda memiliki mobil tersebut sesegera mungkin dengan membeli tunai dari uang simpanan kita yang telah dialokasikan untuk keperluan dana darurat.