Untuk itu, cobalah meniatkan diri berlatih memutus rantai itu dengan healing tadi.
Saat kita sadar ada yang salah pada diri dan mau untuk melakukan healing, maka hal ini bisa mengurangi kemungkinan kita mentransfer kemarahan, kebencian, atau luka batin kita kepada anak atau pasangan kita.
5. Kapan perlu bantuan orang lain untuk healing?
Jika ada rasa enggak nyaman, kondisi mental sudah mengganggu rutinitas dan relasi maka disarankan mulai mencari bantuan.
Penting diingat, mencari bantuan ini enggak harus langsung konseling, kok, meski dengan konseling akan lebih baik.
Tapi bisa juga dengan bantuan yang didapat lewat mengumpulkan bekal ilmu soal kesehatan mental.
6. Boleh minta bantuan healing dari pasangan?
Boleh-boleh saja meminta bantuan pada pasangan atau keluarga.
Tapi, kita juga perlu sadar sebagai peminta bantuan, bahwa mereka akan membantu hanya sebatas kemampuan mereka.
Mengingat tidak semua orang memiliki bekal yang cukup untuk menyikapi kondisi mental kita.
7. Apakah healing perlu diimbangi dengan olahraga?
Kesehatan itu persoalan keutuhan, fisik dan mental.
Maka untuk menyehatkan mental, kita juga perlu berupaya menyehatkan fisik kita.
Perlu berolahraga dan makan makanan yang sehat.
Bisa jadi keringnya kesehatan mental kita dipengaruhi oleh ranting atau akar fisik yang kurang sehat.
Jadi, itulah 7 pertanyaan penting soal healing yang segera diketahui.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053208270/7-pertanyaan-penting-soal-healing-yang-perlu-diketahui-jawabannya?page=all