Ilustrasi TikTok.
Ilustrasi TikTok. ( KOMPAS.com)

Apple dan Google Diminta Hapus TikTok dari Toko Aplikasi

30 Juni 2022 16:35 WIB

SonoraBangka.ID - Aplikasi video pendek populer TikTok Lihat Foto kembali menjadi sorotan di Amerika Serikat (AS). TikTok dituding mengumpulkan data pengguna di negeri Paman Sam.

Atas praktik tersebut, lembaga yang mengatur komunikasi dan penyiaran internasional di AS, yaitu Federal Communications Commission (FCC) meminta Apple dan Google untuk menghapus TikTok dari toko aplikasinya masing-masing.

Hal itu disampaikan oleh seorang komisaris FCC, Brendan Carr, melalui sebuah postingan yang diunggah Carr melalui akun Twitter-nya dengan handle @BrendanCarrFCC.

Ia menyebutkan bahwa TikTok belakangan telah mengumpulkan data pengguna asal AS secara diam-diam.

"TikTok bukan hanya sekadar aplikasi, melainkan sebuah platform yang bisa dijuluki sebagai 'Serigala Berbulu Domba'," ujar Carr di Twitter.

"Bisa disebut demikian karena platform tersebut, berdasarkan laporan terkini, menerapkan praktik pengumpulan data sensitif yang dilakukan dari Beijing, China," imbuh Carr.

Mengirimkan surat ke Pichai dan Cook

Dalam unggahan Twitter tersebut, Carr turut melampirkan sejumlah gambar screenshot yang memuat surat permintaan penghapusan TikTok dari toko aplikasi Play Store dan App Store.

Surat tersebut secara pribadi dikirim oleh Carr yang mewakili FCC, ke CEO Google Sundar Pichai dan CEO Apple Tim Cook. Di dalam surat ini, Carr menjelaskan secara panjang lebar betapa besarnya ancaman TikTok bagi warga AS.

Penjelasan Carr dalam surat itu sendiri mengacu pada laporan BuzzFeed yang tersiar beberapa minggu lalu.

 

Laporan ini menguak bahwa sejumlah pihak ByteDance, induk perusahaan TikTok, dikabarkan "rajin" mengumpulkan data pengguna AS, terutama setelah mereka mengunduh aplikasi tersebut dari Play Store atau App Store.

Selain bukti tersebut, Carr juga memberikan bukti lainnya untuk meyakinkan Pichai dan Cook bahwa TikTok adalah aplikasi berbahaya.

Beberapa di antaranya seperti TikTok yang dilaporkan melanggar aturan privasi sistem operasi (OS) Android pada Agustus 2020 lalu, dugaan TikTok yang mencuri data pengguna yang memasang aplikasi tersebut dari App Store pada Maret 2020 lalu, dan masih banyak lagi.

"Berbagai laporan ini tidak sejalan dengan kebijakan Apple dan Google yang mengeklaim bahwa toko aplikasi mereka masing-masing menjaga data pribadi para penggunanya," jelas Carr.

Baik Apple, Google, hingga TikTok tampaknya belum memberikan respons terkait permintaan FCC ini, terutama surat yang dikirimkan oleh Carr tadi.

TikTok vs AS

Bukan kali ini saja, TikTok sebenarnya sudah menjadi incaran pemerintah AS selama beberapa tahun belakangan. Pasalnya, platform asal China ini diduga telah menerapkan praktik ilegal, yaitu mencuri data pengguna AS secara diam-diam.

Bahkan pada 2020 lalu, Presiden AS Donald Trump sempat mengeluarkan perintah (order) kepada Apple dan Google untuk "menendang" aplikasi TikTok dari toko aplikasi Play Store dan App Store, sama seperti permintaan Carr tadi.

Meski demikian, perintah tersebut kala itu bisa dibatalkan, asalkan TikTok memindahkan operasi bisnis dan segala hal yang berkaitan dengan data warga AS, ke perusahaan asal AS atas alasan perlindungan keamanan nasional.

Hingga saat ini, perintah tersebut tampaknya tidak dijalankan dan aplikasi TikTok masih bisa dipajang dari App Store dan Play Store, serta bisa digunakan secara normal oleh warga AS.

TikTok klaim sudah pindahkan data

Terkait laporan terbaru dari BuzzFeed tadi, TikTok sendiri sempat memberikan pernyataan resmi.

Mereka mengeklaim bahwa pihaknya telah memindahkan seluruh data pengguna TikTok asal AS ke server Oracle yang berlokasi di AS.

Meski demikian, sebagian data pengguna TikTok asal AS masih tersimpan di server yang berlokasi di Singapura. Menurut TikTok, server ini sekadar untuk cadangan (backup), apabila ada masalah yang menimpa server di AS.

TikTok juga mengeklaim bahwa dalam beberapa waktu ke depan, mereka bakal menghapus seluruh data pengguna asal AS dari server inti (data center) mereka di Singapura.

Sehingga, data pengguna AS nantinya akan hanya ada di server Oracle yang ada di dalam negeri saja.

"Selain pemindahan dan penghapusan data ini, kami juga merombak aspek operasional TikTok di AS, termasuk membuat divisi baru yang sepenuhnya dipimpin oleh warga asal AS. Hal ini bertujuan supaya data pengguna TikTok di AS tetap terjaga," jelas TikTok, sebagimana dirangkum dari TechCrunch, Kamis (30/6/2022).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apple dan Google Diminta Hapus TikTok dari Toko Aplikasi", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/06/30/09290027/apple-dan-google-diminta-hapus-tiktok-dari-toko-aplikasi?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm