Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menyatakan, pemerintah akan terus menjaga stabilitas ekonomi melalui inflasi yang terkendali agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Menurutnya, bila dibandingkan dengan negara lain yang mengalami hal serupa, kondisi Indonesia dipastikan masih terjaga dengan baik. Hal ini disebabkan koordinasi yang sangat kuat antara fiskal dan moneter.
Febrio mengatakan, pergerakan rupiah yang melemah bergerak sesuai dengan mekanisme pasar serta kemampuan suatu negara menghasilkan devisa. Ia menilai, kemampuan RI sangat baik dalam menjaga devisa tercermin dari neraca perdagangan yang mengalami suprlus selama 25 bulan beturut-turut.
“Selain itu, di tahun ini kita memilki current account (neraca transaksi berjalan) surplus, di situ kita mendapatkan cadangan devisa. Cadangan devisa kita tinggi sekali dibandingkan beberapa kekhawatiran yang sering terjadi," jelasnya.
Di sisi lain, komponen penyumbang cadangan devisa juga meningkat, yang disumbang dari masuknya aliran modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dengan tren yang meningkat meski di tengah tantangan pandemi Covid-19. Hal itu disebabkan kondisi makro ekonomi dalam negeri yang relatif terjaga.
“Banyak negara mungkin tidak memiliki kondisi sestabil Indonesia. Jadi kita punya modal, namun tetap harus hati-hati dan terus menjaga stabilitas ini ke depan," pungkas Febrio.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Nyaris Rp 15.000 per Dollar AS, Sri Mulyani Pastikan Ekonomi RI Tetap Terjaga", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/07/06/053600326/rupiah-nyaris-rp-15.000-per-dollar-as-sri-mulyani-pastikan-ekonomi-ri-tetap?page=all#page2.