SonoraBangka.ID - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih bergulir dan menerpa berbagai perusahaan, termasuk di bidang teknologi.
Penyebabnya tak lain karena ketidakstabilan ekonomi, kenaikan suku bunga di AS serta kenaikan inflasi sampai 9,1 persen, sehingga berbagai perusahaan melakukan efisiensi.
Menurut catatan Crunchbase, PHK di AS sudah terjadi sejak awal tahun 2022. Namun, saat itu hanya tiga perusahan non-teknologi yang tercatat memutuskan PHK.
Kemudian pada Februari, platform acara virtual Hopin melakukan efisiensi dan memutuskan PHK karyawan.
Padahal perusahaan ini terbilang untung saat pandemi. Menurut Crunchbase, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang bahkan menjadi "pemenang" saat pandemi, harus menyesuaikan diri dengan pasar pada tahun ini.
PHK terjadi juga pada Mei 2022, tercatat setidaknya 35 perusahaan teknologi yang berbasis di AS memangkas jumlah karyawannya. Jumlahnya terus bertambah dan pada Juni 2022 lalu ada sekitar 74 perusahaan memutuskan PHK.
Hingga hari ini, Jumat (15/7/2022), jumlah perusahaan teknologi yang memutuskan PHK juga bertambah termasuk Coinbase hingga Microsoft.
Beberapa perusahaan teknologi ternama yang sebelumnya hanya menangguhkan rekrutmen, pada akhirnya mengukuti jejak yang sama dengan perusahaan lain dan memangkas karyawannya.
Misalnya Microsoft yang mem-PHK sekitar 1.000 karyawan dan Meta yang memangkas ratusan karyawan dari pihak ketiga.
Berikut beberapa perusahaan teknologi yang melakukan PHK karyawan:
Netflix
Netflix melakukan PHK pada 150 karyawan pada Mei 2022. Namun kemudian perusahaan kembali mem-PHK karyawan hingga dua kali lipat dibanding jumlah sebelumnya, yaitu terhadap 300 karyawan, pada Juni 2022.
Netflix mengatakan, jumlah 300 karyawan yang di-PHK tersebut setara dengan 4 persen dari total pegawai Netflix saat ini. Ratusan karyawan yang di-PHK ini sebagian besar berasal dari wilayah Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Gelombang Kedua PHK di Netflix, 300 Karyawan Terdampak
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Netflix mengatakan perlu menyesuaikan biaya operasionalnya dengan cara melakukan PHK karena pertumbuhan pendapatannya yang melambat.
Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), perusahaan Twitter memangkas 30 persen karyawan di divisi perekrutan atau sekitar 100 orang. Perusahaan juga dikabarkan menangguhkan perekrutan karyawan baru.
Selain karyawan internal, PHK juga berdampak pada karyawan yang bekerja dengan perusahaan melalui pihak ketiga alias pegawai outsourcing.
Keputusan PHK ditempuh Twitter tak lain karena tekanan bisnis yang tengah melanda berbagai perusahaan di Amerika Serikat. Kabar PHK ini sudah dikonfirmasi oleh juru bicara Twitter.
Niantic
Niantic, pengembang game Pokemon Go memangkas karyawan perusahaan hingga 8 persen. Selain PHK, Niantic dilaporkan pula membatalkan empat proyek yang sudah direncanakan sebelumnya.
"Kami memutuskan untuk menghentikan produksi beberapa proyek dan mengurangi tenaga kerja kami sekitar 8 persen agar fokus pada prioritas kami," kata Wakil Presiden Komunikasi Niantic, Jonny Thaw dikutip KompasTekno dari The Verge.
Menurut Bloomberg, keputusan PHK akan berdampak pada sekitar 85 sampai 90 karyawan. Adapun empat proyek yang batal adalah proyek "Transformers: Heavy Metal", game yang sudah memasuki tahap pengujian beta.
Kedua, proyek "Hamlet", yaitu kolaborasi Niantic dengan perusahaan teater Punchdrunk. Selain itu, dua proyek game lainnya yang dibatalkan adalah proyek dengan kode nama "Blue Sky" dan "Snowball".
GameStop
Perusahaan ritel game raksasa di Amerika Serikat ini dilaporkan melakukan PHK pada sejumlah karyawannya, termasuk Chief Financial Officer (CFO) GameStop, Mike Recupero.
Tidak diketahui berapa banyak karyawan yang terdampak dalam PHK GameStop kali ini. Namun, outlet media Kotaku memperkirakan karyawan yang di-PHK sebagian besar adalah yang bekerja di kantor pusat (headquarters/HQ) GameStop di Grapevine, Texas, AS.
PHK karyawan dilakukan karena GameStop memutuskan untuk mengubah haluan bisnisnya ke arah yang lebih agresif, yakni ke bisnis game berbasis blockchain.
Coinbase
Platform perdagangan dan dompet kripto, Coinbase memangkas seperlima karyawannya, menyusul penurunan harga dan penurunan volume perdagangan uang kripto. Tak tanggung-tanggung, 1.100 karyawan Coinbase akan terdampak PHK.
Padahal pada akhir tahun 2021, jumlah karyawan Coinbase meningkat pesat dari 3.730 menjadi 6.000 orang.
CEO Coinbase, Brian Armstrong berkata bahwa pemangkasan karyawan dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kestabilan perusahaan di tengah perekonomian yang menurun.
OpenSea
OpenSea sendiri merupakan platform jual beli aset kripto NFT pertama dan terbesar di dunia. Namun, karena rontoknya pasar kripto belakangan ini, OpenSea menghadapi tantangan bisnis yang berat, sehingga mem-PHK karyawan.
CEO OpenSea, Devin Finzer melalui akun Twitter dengan handle @dfinzer, mengatakan perusahaannya akan memangkas sekitar 20 persen karyawan. Namun, ia tidak merinci berapa karyawan yang terdampak PHK dari persentase tersebut.
Meski tak dirinci, juru bicara OpenSea mengatakan bahwa setelah PHK, platform jual beli NFT itu akan bertahan dengan 230 orang karyawan.
Microsoft
Microsoft melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya setelah penutupan tahun fiskal 2021 yang berakhir pada 30 Juni 2022.
Gelombang PHK ini memengaruhi kurang dari 1 persen dari total karyawan Microsoft yang mencapai 180.000.
Bila dikalkulasi, jumlah karyawan yang di-PHK tidak lebih dari 1.800 orang.
PHK ini dilakukan karena Microsoft melakukan penyesuaian, baik dari segi bisnis maupun sumber daya manusianya, untuk menyongsong tahun fiskal yang baru.
Perusahaan menegaskan PHK ini tidak disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang memburuk, melainkan murni karena Microsoft melakukan penyesuaian untuk memasuki tahun fiskal baru.
Meta
Perusahaan induk Facebook, Meta, membatalkan kontrak dengan perusahaan penyedia manajemen fasilitas atau sejenis vendor outsourcing, ABM Industries. Akibatnya, ratusan karyawan dari ABM yang bekerja di kantor pusat Meta terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pembatalan kontrak kerja sama sudah diinfokan Meta ke ABM pada pertengahan Juni. Namun, Meta tidak menjelaskan alasan pemutusan kontrak dengan ABM.
PHK yang berdampak pada 368 karyawan ABM di Meta berlaku pada 25 Juli 2022 mendatang, sebagaimana informasi yang tercantum di dokumen yang diajukan perusahaan ke departemen pengembangan ketenagakerjaan California.
Tesla
Tesla dikabarkan melakukan PHK terhadap hampir 200 karyawan. Karyawan yang terdampak PHK berasal dari divisi anotasi data yang terlibat dalam pengembangan sistem autopilot.
Selain PHK karyawan, perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk itu juga menutup kantornya di San Mateo, California, yaitu lokasi di mana divisi anotasi data bekerja.
Isu PHK di Tesla sudah terendus sejak awal Juni oleh Bloomberg. Kabar yang sama kemudian dikonfirmasi oleh sumber anonim yang dikutip TechCrunch, dengan jumlah karyawan yang terdampak PHK mencapai 195 orang.
Tesla memiliki ratusan karyawan yang bekerja di divisi anotasi data untuk autopilot. Mereka berkantor di San Meteo, California dan Buffalo, New York.Lebih rinci, kantor Tesla di San Mateo menghimpun 276 karyawan.
Namun setelah PHK, hanya tersisa 81 karyawan saja yang kemudian akan dipindahkan ke kantor Tesla lainnya.
Mereka bertugas mengevaluasi data kendaraan pelanggan yang didukung fitur autopilot. Mayoritas dari karyawan yang terdampak PHK kabarnya adalah karyawan spesialis anotasi data yang dibayar per jam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Daftar Perusahaan Teknologi yang PHK Karyawan, dari Netflix hingga Tesla", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/07/18/09020097/daftar-perusahaan-teknologi-yang-phk-karyawan-dari-netflix-hingga-tesla?page=all#page2.