"Tantangannya adalah menemukan objek-objek itu," kata Tomer Shenar, seorang peneliti astronomi di Universitas Amsterdam, penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy.
"Kami mengidentifikasi jarum di tumpukan jerami," kata astronom dan rekan penulis studi Kareem El-Badry dari Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics.
"Ini adalah objek pertama dari jenisnya yang ditemukan setelah para astronom mencari selama beberapa dekade," jelasnya lagi.
Para peneliti menggunakan pengamatan enam tahun dari Teleskop Sangat Besar Observatorium Eropa Selatan yang berbasis di Chili.
Ada berbagai kategori lubang hitam. Yang terkecil, seperti yang baru terdeteksi, disebut lubang hitam bermassa bintang yang dibentuk oleh runtuhnya bintang individu masif di akhir siklus hidupnya.
Ada juga lubang hitam massa menengah serta lubang hitam supermasif besar yang berada di pusat sebagian besar galaksi.
"Lubang hitam pada dasarnya adalah objek gelap. Mereka tidak memancarkan cahaya apa pun. Oleh karena itu, untuk mendeteksi lubang hitam, kami biasanya melihat sistem biner di mana kami melihat satu bintang bercahaya, bergerak di sekitar objek kedua yang tidak terdeteksi," kata rekan penulis studi Julia Bodensteiner, seorang peneliti pascadoktoral di European Southern Observatory di Munich. (*)