Pertama, melakukan semacam terapi perilaku yang bertujuan untuk membuat anak autis beradaptasi dengan situasi sosial yang mungkin tidak mereka pahami.
Caranya dengan melibatkan penguatan positif atau apresiasi untuk perilaku yang baik, dan konsekuensi untuk perilaku yang negatif.
2. Diet Sensorik
Kedua, yaitu diet sensorik yang dilakukan dengan terapi okupasi yang mencoba mengurangi rangsangan.
Caranya dengan menjadwalkan aktivitas tertentu ke keseharian anak untuk memenuhi kebutuhan sensorik mereka agar tidak overstimulasi.
3. Perubahan Lingkungan
Ketiga, mengurangi tekanan lingkungan dan sosial supaya risiko kelebihan sensorik yang mereka terima berkurang.
Misalnya dengan menempatkan anak di ruang kelas yang lebih kecil, jendela dan ruangan kedap suara, dan menghilangkan barang yang mungkin mengganggu mereka.
Bisa juga dengan membatasi jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruangan, sehingga mereka merasa aman dan nyaman.
4. Alat Manajemen Stres
Keempat, yaitu dengan memperkenalkan objek sebagai pengganti goyangan atau kepakan tangan, seperti stress ball (bola remas/genggam) atau boneka squeeze.
Alat semacam itu dapat membantu beberapa orang dengan gejala autis beralih ke rangsangan yang berbeda.
Di drakor Extraordinary Attorney Woo, Woo Young Woo menggunakan headphone untuk memblokir suara atau rangsangan berlebihan.
5. Obat-obatan
Terakhir, bila perlu ada obat-obatan seperti Risperdal (Risperidone) dan Abilify (Aripiprazole) yang dapat diresepkan.
Obat-obatan itu berguna untuk mengurangi iritabilitas dan agresivitas yang dapat memicu stimming berlebihan.
Jadi, itulah tadi beberapa cara mengelola perilaku berulang pada anak atau seseorang dengan kondisi autis.
Semoga artikel ini bisa membantu.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/533399382/bantu-atasi-kecemasan-ini-cara-mengelola-perilaku-berulang-anak-autis-seperti-di-drakor-extraordinary-attorney-woo?page=all