Hal yang Harus Dilakukan Saat Emosi Anak Tersulut Kita tentu harus sabar dalam menghadapi anak, namun menurut Pritta, sabar saja tidak cukup.
Sebagai orangtua, kita juga memerlukan ilmu dan latihan untuk mengelola emosi. Dalam hal ini, Pritta membaginya ke dalam 3A.
Pertama, acknowledge our emotion atau ketahui emosi apa yang kita rasakan.
Misalnya, ketika anak sedang makan tetapi makanannya ia buang-buang ke lantai. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang kita rasakan.
Apakah yang timbul perasaan marah, kecewa, atau bahkan ingin menangis? Lalu, pikirkan seperti apa kamu ingin melampiaskannya.
Namun, jika itu buruk hentikan pikiran untuk melampiaskannya.
Penelitian menunjukkan, mengetahui emosi dan apa yang kita rasakan dan apa yang ingin kita lakukan dapat meminimalisir emosi jahat menguasai kita.
Pritta menambahkan, "Jadi kalau kita menyadari, kamu pengen teriak nih, pengen nyubit, ini menurunkan intensi kita untuk beneran teriak."
Kedua, allow our emotion atau perbolehkan diri kita untuk merasakan emosi. Katakan kepada diri sendiri bahwa kita boleh merasakan perasaan seperti marah, kecewa, dan lainnya.
Karena rasa atau emosi itu tidak pernah salah dan harus kita atur adalah respons kita ketika emosi itu menguasai.