Hal yang harus kita hindari adalah pemikiran bahwa pelajaran parenting yang telah kita gunakan akan berakhir sia-sia jika kita tetap dikuasai emosi tersebut dan marah pada anak.
Itu harus dihindari karena kita akan berkonflik dengan diri sendiri antara kemarahan dan pemikiran bahwa kita tidak boleh marah pada anak.
Konflik ini justru membuat kita stres dan ingin melampiaskannya pada suatu hal.
Katakan pada diri sendiri, emosi seperti marah atau lelah adalah hal yang wajar dirasakan karena mengurus anak bukan perkara yang mudah.
Ketiga, acceptable solution atau menerimanya dan mencari solusi. Setelah hal buruk yang dilakukan anak, seperti membuang-buang makanan, kita harus bisa menentukan respons terbaik apa yang bisa kita lakukan untuk anak.
Untuk mengetahui respons terbaik yang dapat dilakukan, kita harus mengetahui latar belakang dan sifat anak.
Misalnya, anak yang masih dalam tahap eksplorasi terkadang melakukan percobaan hal-hal yang dapat membahayakan.
Hal tersebut tentu tidak dapat dibiarkan, namun jika kita memiliki pengetahuan soal usia anak, kita mungkin dapat menganggap bahwa itu hal yang wajar untuk anak seusianya. Dapat diartikan pula, acceptable solution memberikan solusi terbaik.
Dengarkan juga pada saat apa saja emosi kita tersulut dan bagaimana cara menenangkan anak yang tantrum di tempat umum? Simak penjelasannya dalam Siniar Obrolan Meja episode "‘Seni Mengelola Emosi Orangtua Terhadap Anak” yang tayang di Spotify.
Nah, Anda jiga bisa menyimak episode lainnya mengenai parenting dan isu yang cocok untuk pasangan suami istri atau yang baru mempersiapkan pernikahan!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Harus Belajar Mengelola Emosi Anak", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/01/153000620/orangtua-harus-belajar-mengelola-emosi-anak?page=all#page2.