Sejauh ini, terdapat beberapa alasan yang berkaitan dengan kemerosotan pendapatan Meta, seperti fitur Reels yang belum bisa dimaksimalkan sepenuhnya, atau kebijakan Apple yang menghambat Meta melacak kebiasaan penelusuran pengguna internet, dan sebagainya.
Menurut laporan PC Gamer, hal yang justru harus disorot saat ini bukanlah penurunan pendapatan, atau kerugian yang dialami Divisi Reality Labs, melainkan biaya produksi dari AR dan VR milik perusahaan.
Keuntungan dari produk headset VR Quest 2 tersebut masih belum diketahui dengan jelas. Memang, headset tersebut merupakan produk VR yang memupuni untuk bermain game, tetapi hal tersebut dianggap "kurang relevan".
Harga headset VR Meta juga mengalami kenaikan. Oculus Quest 2 misalnya, yang diluncurkan pada September 2020 lalu. Meski headset tersebut sudah berusia satu tahun, Meta menaikkan harga jualnya 100 dollar AS (Rp 1,48 juta) lebih mahal.
Rincian harganya untuk headset model 128 GB naik dari 299 dollar AS menjadi 399 dollar AS, sedangkan model 256 GB naik dari 399 dollar AS menjadi 499 dolar AS.
Tidak diketahui apakah kenaikan harga tersebut dilakukan untuk menutup pengeluaran Meta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meta Sudah Habiskan Rp 14 Triliun untuk Bangun Metaverse, Namun Belum Jelas", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2022/08/01/16000027/meta-sudah-habiskan-rp-14-triliun-untuk-bangun-metaverse-namun-belum-jelas?page=all#page2.