Wajar saja jika setiap orang berlomba untuk menjadi yang terkaya karena kekayaan dapat mengangkat derajat seseorang menjadi lebih tinggi.
Xiang Yi mengatakan bahwa perkawinan yang terjadi antara dua anak manusia pun tak bisa dilepaskan dari kesamaan derajat dan kekayaan atau "mendanghudui".
Di mana "men" dan "hu" adalah pintu. "dang" adalah perbandingan, sedangkan "dui" adalah berhadapan.
Jadi arti kalimat tersebut adalah kesamaan derajat dan status antara dua keluarga yang sama-sama kaya. Bukankah di Indonesia kita juga akrab dengan istilah bibit, bebet, bobot?
Baca Juga: Lengket Tanpa Pelet! Ini 5 Tips Feng Shui Kamar agar Kamu dan Pasangan Makin Harmonis!
Kedua celah itulah yang berhasil dimanfaatkan para praktisi feng shui gadungan dengan baik. Caranya adalah dengan menagih pembayaran yang sangat tinggi ke salah satu pihak.
Makin tinggi biaya konsultasi yang mereka bayar, maka makin naik gengsi mereka di masyarakat.
Oleh karena itu saat itu sesama orang kaya yang tinggal berdekatan enggan bila pintu rumah mereka saling berhadapan. Alasannya, agar tidak kalah kaya.
Pada zaman dulu, ketika jalan raya masih sangat sempit, pintu utama yang saling berhadapan itu banyak dan hal itu masih memiliki efek feng shui negatif tertentu.
Namun, saat ini, jalan-jalan yang memisahkan antar-rumah sudah dibangun sedemikian rupa, apalagi jika di depan rumah masih ada pekarangan yang cukup luas.
Dengan demikian, pintu utama yang saling berhadapan seharusnya tak perlu dikhawatirkan lagi.