"Kita sudah melakukan investigasi dan hasil investigasi yang pertama bahwa metadata file itu dibuat atau dibentuk pada tanggal 25 Maret 2021. Jadi sudah ada inkonsistensi dari situ," ungkap Sihmirmo.
Diberitakan sebelumnya, sebuah akun Twitter Teguh Aprianto @secgron mengungkapkan, data 26 juta pelanggan IndiHome dijual di sebuah forum.
"Tahun 2020 kemarin kita berhasil menekan @IndiHome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan. Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK," tulis akun Twitter tersebut pada Minggu (21/8/2022).
Pemilik akun mengatakan, riwayat pencarian internet pelanggan dicuri dan diidentifikasi nama, jenis kelamin, dan NIK dari data pelanggan.
Data-data pribadi ini, kata pemilik akun Twitter @secgron, dapat digunakan untuk mempermalukan pelanggan jika jatuh ke tangan yang salah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Investigasi Kebocoran Data, Telkom: Tidak Ada Data ID Pelanggan IndiHome yang Valid", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2022/08/22/165500326/hasil-investigasi-kebocoran-data-telkom--tidak-ada-data-id-pelanggan-indihome?page=all#page2.