Umumnya jika sudah diketahui BO, akan segera dilakukan tindakan evakuasi atau kuretase.
Apa penyebab kehamilan kosong belum dapat dipastikan, tapi sekitar 60% BO merupakan akibat kelainan kromosom dan gen.
Ini sama seperti abortus yang terjadi pada kehamilan usia di bawah 3 bulan.
Sisanya, sekitar 40%, disebabkan berbagai faktor.
Di antaranya, infeksi TORCH, kelainan imunologi, diabetes yang tak terkontrol, kelainan yang berasal dari sel telur dan sperma.
Atau mungkin juga semuanya normal, hanya saja waktu proses pembelahan kromosom dan gen terjadi translokasi.
Mereka yang berisiko mengalami BO adalah ibu yang menggunakan program kehamilan dibantu, karena tingkat abortusnya relatif lebih tinggi dibanding mereka yang hamil spontan.
Selain itu, makin tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak, kian besar pula peluang terjadi BO.
Kehamilan kosong dapat berdampak pada keselamatan si ibu.
Bahaya justru muncul kalau terjadi komplikasi dari tindakan yang dilakukan.