Kesembilan baris data spoiler itu terpantau memuat informasi 9 penduduk Indonesia yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Tak hanya itu, Bjorka juga menyediakan sebuah tautan untuk mengunduh 2 juta sampel data secara bebas dan gratis.
Peneliti keamanan siber independen yang juga seorang bug hunter (pemburu celah keamanan internet), Afif Hidayatullah mengatakan bahwa data yang dibagikan Bjorka itu valid.
Kesimpulan ini diambil setelah Afif melakukan pengecekan NIK acak (random) melalui situs Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kota Kediri. Dia lantas mencari sampel NIK yang berasal dari daerah tersebut, untuk bisa dilakukan pengecekan melalui situs web tersebut.
"Saya coba check (secara) random NIK-nya. Salah satunya yang ada di kota Kediri, yaitu 3571************, dan (hasilnya) ya NIK sih valid. Menurut saya, berarti data ini benar data masyarakat kita," kata Afif melalui pesan singkat dikutip dari KompasTekno, Selasa (6/9/2022).
Meski begitu, Afif belum mengetahui sumber kebocoran 105 juta data kependudukan milik warga Indonesia. Namun, dia menduga bahwa data tersebut berasal dari Daftar Pemilih Tetap Komisi Pemilihan Umum (DPT KPU).
"Kalau sumber, saya belum yakin. Cuma (jika) dilihat dari file sample itu diberi nama 'DPTKPU2M', kalau dipisah (menjadi) DPT KPU. Ini di (pencarian) Google masuknya data pemilihan tetap (DPT). Ini masih dugaan saya," kata Afif.
Hal senada juga dikatakan praktisi keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya. Setelah dilakukan pencocokan data dari sampel yang disematkan Bjorka, Alfons meyakini bahwa data tersebut valid.
Dia juga mengatakan, bahwa sumber data tersebut kemungkinan besar berasal dari KPU, lantaran terdapat informasai TPS.
"Dan datanya kemungkinan besar memang data KPU karena di sana ada informasi TPS," kata Alfons.