SonoraBangka.Id - Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan untuk 300.000 kompor induksi.
Memang spesifikasi yang dilontarkan dalam proses pengadaan ini adalah spesifikasi yang pada waktu itu dirancang agar kompor induksi bisa bersaing secara teknis dengan kompor LPG.
“Spesifikasi tersebut ialah kecepatan, kenyamanan, dan kompor LPG 3 kg terdiri dari dua tungku yang satu kecil dan satu besar. Untuk itu, PLN telah melakukan market sounding ke pabrikan penyedia dalam negeri,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9).
Ratusan ribu kompor listrik akan dibagi gratis untuk uji coba konversi kompor gas. Berikut perbandingan kelebihan dan kekurangan kompor listrik dengan kompor gas.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memulai uji coba konversi kompor gas ke kompor listrik atau kompor induksi di tiga kota. Konversi ke kompor listrik untuk mengurangi penggunaan gas elpiji 3 Kg yang kini memakan subsidi semakin besar.
"Ini uji coba untuk melihat minat masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikkannya, misalkan berapa kapasitas daya tungku yang cocok," kata Dadan kepada Kontan, Senin (19/9).
Dadan melanjutkan, dalam tahapan ujicoba ini PLN bakal membagikan kompor listrik beserta alat masaknya untuk 1.000 rumah tangga di setiap kotanya secara gratis.
Sebelumnya, PLN mengakui saat ini pihaknya telah melaksanakan market sounding ke 11 pabrik untuk mendukung program konversi kompor LPG 3 kg ke kompor induksi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, pemerintah berupaya untuk meminimalkan beban subsidi LPG. Kendati demikian proses itu diakui memerlukan waktu.
"LPG kita ini sekarang kalau impor sudah sampai 8 juta ton. Subsidi ada Rp 119 triliun, masa kita mau begitu terus," kata Arifin ditemui di Kompleks Kementerian ESDM, Jumat (16/9).
Arifin memastikan, dari ujicoba konversi 300.000 kompor listrik oleh PLN nantinya pemerintah akan melihat respon dari masyarakat. "Kalau memang ini memberikan manfaat kepada masyarakat kenapa enggak ke depannya kita coba melaksanakan yang sama," tegas Arifin.
Perbandingan kompor listrik dan kompor gas
Mengutip Kompas.com, setiap jenis kompor baik gas dan listrik memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung seberapa sering dan berapa banyak yang bahan makanan yang dimasak. Kompor gas cenderung bagus dalam mendidihkan masakan karena menawarkan panas instan dan mudah dikendalikan karena menyebar secara merata di dasar panci, yang berarti lebih sedikit waktu untuk memasak.
Namun, kompor gas bisa lambat memanaskan makanan dalam jumlah besar daripada penggunaan kompor listrik. Setelah itu, kompor gas lebih sulit dibersihkan karena memiliki tungku pembakar serta penyangga panci yang harus dibersihkan secara detail.
Kompor listrik biasanya memiliki panas lebih merata sehingga makanan lebih cepat matang. Selain itu, kompor listrik memiliki desain dan gaya lebih modern serta lebih mudah dibersihkan karena permukaannya yang rata.
Selanjutnya, jika memilih model dengan kompor induksi listrik, Anda bisa memiliki waktu memasak lebih cepat karena kompor cepat memanaskan isi panci dan biasanya lebih baik mendidih pada suhu rendah. Umumnya, kompor listrik masih lebih cepat memasak makanan daripada kompor gas secara keseluruhan.
Selama bertahun-tahun, sebuah uji coba yang dilakukan Which menunjukkan bahwa kompor listrik cenderung melakukan pekerjaan lebih baik dalam memasak makanan secara merata daripada kompor gas. Selain itu, kompor keramik listrik tetap hangat setelah daya dimatikan karena cenderung menahan panas lebih lama daripada kompor gas atau induksi.
Jadi, panci di atas kompor akan tetap panas hingga beberapa waktu meski telah mematikan daya. Namun, kompor listrik terkadang juga bisa lambat memanas.
Kompor listrik lebih hemat biaya
Adapun manajemen PLN mengklaim bahwa dengan menggunakan kompor listrik lebih hemat biaya dibandingkan kompor gas. Biaya memasak dengan kompor listrik bisa lebih hemat 10% hingga 15% dibandingkan kompor gas
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, harga keekonomian LPG 3 kilogram senilai Rp 19.698 per kilogram, harga ini berfluktuasi tergantung dari harga minyak mentah dunia.
Adapun sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram, harga subsidi dilepas ke masyarakat dengan harga Rp 4.250 per kilogram. Setelah ditambah biaya rantai pasok, rata-rata harga gas 3 kg perkilo-nya senilai Rp 5.250 per kg. Artinya, subsidi untuk menalangi LPG 3 kg ini senilai Rp 15.448 per kilogram.
“Kemudian harga keekonomian listrik sudah di-adjust dengan yang terakhir adalah Rp 11.792 rupiah per satu kilo listrik ekuivalen, itu sekitar 7,19 kWh. Kemudian dalam hal ini kami melepas ke masyarakat biaya listrik utk memasak 1 kilogram ekuivalen adalah Rp 4.530 yang dibayar oleh masyarakat,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9).
Artinya, lanjut Darmawan, per kilogram yang digunakan untuk memasak dibandingkan dengan harga LPG 3 kg sebesar Rp 5.250/kg yang dibayarkan masyarakat akan lebih murah menjadi Rp 4.530 per kilogram listrik ekuivalen.
“Nantinya masyarakat bisa merasakan dengan pakai kompor induksi biaya masakannya bisa lebih hemat sekitar 10%-15% dibandingkan menggunakan kompor LPG,” terangnya.
Darmawan mengakui, saat ini berkembang kekhawatiran dari masyarakat kalau adanya kompor listrik harus mengubah daya. “Sudah kami jawab juga bahwa ini tidak mengubah daya tidak mengubah struktur tarif listrik bagi golongan yang bersubsidi baik itu 450 VA maupun 900 VA yang Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” tegasnya.
Itulah perbandingan kompor listrik dan kompor gas. Silakan buktikan sendiri!