“Sekitar 20 persen dari seluruh pasien yang terkena serangan jantung itu berusia 30 sampai 40 tahun. Secara statistik semakin lama semakin muda usianya yang kena,” ujar dr. Wishnu dalam media forum bersama RSPI.
Penyebab atau pencetus penyakit pada jantung sendiri ada banyak faktor.
Mulai dari faktor keturunan, kolesterol tinggi, darah tinggi, diabetes, pola makan dan olahraga tak teratur, merokok, hingga stres berat.
“Ada satu penyakit jantung yang sangat unik. Sangat mirip penampakannya seperti serangan jantung. Bahkan ada perubahan EKG, keluhannya sama persis, dan enzim jantung meningkat.
Tapi, waktu kita cek pembuluh darahnya kebanyakan normal, dan itu dipicunya oleh stres atau depresi yang sangat berat. Itu jadi satu contoh bahwa stres itu bisa menimbulkan kelainan jantung secara fisik. Meskipun stres tidak menjadi salah satu faktor risiko utama, tapi bisa menjadi salah satunya,” jelas dr. Wishnu.
Yap, stres memang bukan penyebab langsung dari gangguan pada jantung.
Hanya saja menambah atau meningkatkan risiko gangguan jantung dan sistem kardiovaskular.
Bagaimana prosesnya?
Dilansir dari Healthline, respons stres merujuk pada wilayah otak yang dikenal sebagai amigdala.
Amigdala juga dikenal sebagai “pusat ketakutan” otak.