Merah juga agresif, merangsang, serta gengingatkan akan bahaya yang segera terjadi. Itulah sebabnya sering digunakan dalam tanda-tanda peringatan.
Secara fisik, warna merah dapat memicu reaksi dalam tubuh yang mirip dengan respons stres seperti peningkatan detak jantung dan suhu tubuh.
Tapi, tidak semua warna merah buruk, terutama bila digunakan dalam jumlah kecil atau sebagai warna aksen. Ini memberikan banyak konotasi positif seperti melambangkan gairah, sensualitas, dan cinta.
Selain itu, kemampuan merangsang, memberi energi, mempertahankan perhatian, serta meningkatkan produksi melatonin.
Kuning
Kuning juga dapat menimbulkan kecemasan karena berhubungan dengan sistem saraf. Ketika dikelilingi warna kuning yang intens untuk waktu lama, kata Karen, ini bisa membuat perasaan jengkel.
Susan Deliss, desainer tekstil dan dekorator interior mengatakan dapat menggunakan kuning atau oker sebagai "netral" dalam skema. Artinya, sebagai foil untuk memicu warna lain, bukan mengalahkan yang lainnya.
Namun, kuning baru-baru ini dapat digunakan untuk mengobati depresi. walau studi masih relatif minim, kuning sering disarankan untuk mengobati mereka yang menderita seasonal affective disorder (SAD).
Coklat
Seperti warna gelap lainnya, coklat sering dikaitkan dengan emosi yang lebih negatif seperti depresi dan kecemasan. Dalam jumlah besar, coklat bisa tampak sedih, kaku, dan sepi seperti ladang kosong tanpa kehidupan.