Francesco Bagnaia saat berlaga di MotoGP Emilia Romagna. (Photo by ANDREAS SOLARO / AFP)(ANDREAS SOLARO)
Francesco Bagnaia saat berlaga di MotoGP Emilia Romagna. (Photo by ANDREAS SOLARO / AFP)(ANDREAS SOLARO) ( KOMPAS.COM)

Perjalanan Pecco Bagnaia Sampai Jadi Juara Dunia MotoGP 2022

6 November 2022 22:15 WIB

SONORABANGKA.ID - Adalah Pebalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia akhirnya keluar sebagai Juara Dunia MotoGP 2022 setelah finis di posisi ke-9 di seri terakhir, GP Valencia, Spanyol.

Pebalap kelahiran Turin, Italia, 14 Januari 1997 itu berhasil mempersembahkan gelar buat Ducati setelah terakhir diberikan Casey Stoner pada 2007. Setelah melewati garis finis dia terlihat sangat emosional.

Sukses Pecco Bagnaia juga merupakan sukses buat Italia. Dia merupakan pebalap Italia kedua setelah Valentino Rossi yang meraih gelar juara dunia di era MotoGP modern.

Karier Pecco tidak instan dan dimulai dari umur belia. Saat masih bocah dia ikut kejuaraan MiniGP di Italia. Pada tahun 2009 dia berhasil menempati posisi kedua dalam kejuaraan tersebut dan bakatnya terus diasah.

Kariernya dimulai pada musim 2013 di mana dia mulai ikut Moto3 bersama Honda FTR. Tim pertamanya ialah San Carlo Team Italia, dia balapan 17 kali dan tidak menang sekalipun.

Tahun kedua dia direkrut oleh Sky VR46 Racing Team menunggangi motor KTM. Dia juga ikut akademi balap bentukan Rossi yaitu VR46 Academy untuk menambah keahlian balap. Di akhir musim dia berada di posisi ke-16.

Pencapaian terbaiknya di Moto3 terjadi pada musim 2016. Saat itu dia membela Pull & Bear Aspar Mahindra Team dan berhasil bertengger di posisi keempat di akhir musim dengan total 145 poin.

Sepanjang 2013 sampai 2016 di Moto3, Pecco Bagnaia meraih tujuh poium dua di antaranya menang, di mana salah satunya di GP Assen, Belanda 2016.

Pada 2017 dia naik kelas ke Moto2. Di kelas ini keahlian Pecco semakin terasah, pengalaman dan umurnya yang mulai remaja membuatnya tampil agresif selama balapan.

Di musim pertama Moto2, Pecco terjun bersama Sky Racing Team VR46 menggunakan sasis Kalex. Di akhir musim dia berhasil bertengger di posisi kelima.

Di musim kedua, pebalap berambut ikal tersebut membawa harum nama tim balap Rossi dengan menjadi Juara Dunia Moto2 2018. Dia menang delapan kali dari total 18 kali balapan musim itu.

Tak pakai lama setelah juara dunia, talenta Pecco langsung membuatnya dilirik oleh Ducati ke ajang MotoGP. Sebagai pebalap asal Italia, dia masuk ke tim satelit Pramac Ducati pada 2019 menggunakan nomor #63.

Tapi penampilannya di musim pertama sangat sulit. Pecco belum terbiasa dengan motor Desmosedici GP19, di akhir musim dia hanya bertengger di posisi ke-15.

Musim 2020 atau musim kedunya justru lebih buruk lagi. Dia cuma bertengger di posisi ke-16. Meski demikian Ducati sangat percaya dengan kemampuan Pecco. Dia hanya belum dapat "bintang" yang pas buat bersinar.

Pada 2021 dia dapat promosi untuk naik ke tim pabrikan Ducati. Mengendari motor yang lebih baik karena diseting langsung oleh mekanik terbaik.

Musim pertamanya bersama tim pabrikan Ducati, Pecco langsung bersinar. Di awal musim dia tampil kurang panas, tapi kemudian mulai menusuk di akhir seri.

Sayang penampilannya yang baik di akhir seri tidak dapat membuatnya mengejar poin Fabio Quartararo yang memang tampil apik sepanjang musim.

Quartararo sendiri balas dendam dari musim 2020, di mana dia kehilangan gelar. Pebalap asal Perancis itu sangat baik di awal musim tampil kendor di pertengahan musim dan akhirnya disalip oleh Joan Mir.

Tak ingin mengulang kesalahan yang sama pada 2021, Pecco kemudian bertekad tampil lebih konsisten pada 2022. Meski demikian di awal musim lagi-lagi dia kurang "panas," sebaliknya Quartararo justru tampil dominan.

Keadaan mulai berbalik di pertengahan musim. Quartararo sendiri mengakui semua jadi berat usai GP Inggris atau seri ke-12 di musim 2022. Saat itu Pecco menang di Inggris dan kemudian menang lagi di GP Austria.

Di sisi lain performa Quartararo justru meredup. Quartararo bahkan sempat non aktif dari sosmed usai GP Jepang agar lebih konsentrasi ke balapan.

Tapi di GP Malaysia dia tertinggal 23 poin dari Pecco. Puncaknya di GP Valencia, Pecco unggul jauh dari segi poin. Di partai final tersebut Pecco bermain aman dan berhasil finis ke-9 untuk mengklaim gelar juara pertamanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjalanan Pecco Bagnaia Hingga Jadi Juara Dunia MotoGP 2022", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/06/205313615/perjalanan-pecco-bagnaia-hingga-jadi-juara-dunia-motogp-2022?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm