Namun, yang menariknya adalah permintaan pasar smarphone kategori kelas atas (flagship) justru menguat dibanding kelas ponsel lainnya. Ponsel flagship sendiri dijual di atas 400 dollar AS atau di atas Rp 6 jutaan.
“Sebaliknya, penguatan signifikan terlihat pada segmen harga 400 dollar AS ke atas, dimana permintaan di segmen ini relatif tidak elastis dibandingkan dengan segmen harga yang lebih rendah,” pungkas Vanessa.
Penguatan pasar smartphone kelas atas bisa menguat diyakini karena sejumlah pabrikan smartphone menjual produk mereka disertai dengan berbagai macam tawaran menarik. Sebut saja potongan harga (diskon), cashback, dan promo lainnya sehingga mendorong permintaan produk.
IDC juga melaporkan 5 besar vendor ponsel di Indonesia. Oppo kembali menempati peringkat pertama dengan pangsa pasar sebesar 22,9 persen, naik 2,3 persen dari kuartal II-2022.
Adapun posisi kedua disusul oleh Samsung dengan pangsa pasar 21,6 persen, ketiga ada Vivo (18,8 persen), keempat Xiaomi (13,6 persen), terakhir ada Realme sebesar 11 persen.
Bila dibandingkan dengan kuartal II-2022 sebelumnya, ketiga vendor seperti Oppo, Samsung, dan Vivo mengalami pertumbuhan sekitar 1 hingga 2,3 persen, sementara Vivo dan Xiaomi mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu berkisar -1 sampai -1,1 persen.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah laporan 5 vendor smartphone terbesar di Indonesia pada kuartal III-2022 yang dirilis oleh IDC.
Vendor Ponsel | Pangsa Pasar | Pengiriman kuartal-III 2022 (juta unit) |
Oppo | 22,9 persen | 1,9 |
Samsung | 21,6 persen | 1,8 |
Vivo | 18,8 persen | 1,5 |
Xiaomi | 13,6 persen | 1.1 |
Realme | 11,0 persen | 0,9 |
Lainnya | 12,1 persen | 1,0 |