Presiden Joko Widodo menyerahkan tampuk presidensi G20 kepada PM India Narendra Modi. India akan memegang presidensi G20 pada tahun 2023. India dinilai berpeluang salip China jadi mitra dagang utama Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyerahkan tampuk presidensi G20 kepada PM India Narendra Modi. India akan memegang presidensi G20 pada tahun 2023. India dinilai berpeluang salip China jadi mitra dagang utama Indonesia. ( KOMPAS.com)

India Dinilai Berpeluang Jadi Mitra Dagang Utama Indonesia

12 Desember 2022 17:54 WIB

SonoraBangka.ID - Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai India berpeluang menyalip China untuk menjadi mitra dagang utama Indonesia.

Peneliti CIPS Hasran mengatakan, selama ini baik China maupun India merupakan tujuan ekspor utama Indonesia untuk komoditas bahan bakar mineral, seperti batu bara, minyak nabati seperti CPO dan turunannya, serta produk besi dan baja.

Menurutnya, berdasarkan pengalaman, apabila ekspor ke China melambat, maka pangsa pasar bisa dialihkan ke India dan sebaliknya.

"Terdapat perbedaan tren ekspor non migas Indonesia ke kedua negara. Ekspor non-migas Indonesia ke China selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sedangkan ekspor ke India mengalami penurunan tiap tahunnya kecuali tahun 2021," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/12/2022).

Dia menjelaskan, terdapat beberapa hal yang berpotensi membuat ekspor Indonesia ke India meningkat, yakni laju pertumbuhan penduduk India yang cepat kemungkinan besar akan meningkatkan industrialisasi sebagai sektor penyerap tenaga kerja selain jasa.

Apabila industrialisasi tumbuh secara masif di India, maka akan terjadi peningkatan pada permintaan batu bara sebagai sumber energi. Di sisi lain, China akan beralih ke energi terbarukan sehingga ekspor batu bara akan berkurang ke China.

Selain itu, seiring dengan pertumbuhan pada sektor industri, keterlibatan dalam global value chain (GVC) juga akan semakin besar. Ini akan menambah peluang Indonesia meningkatkan ekspor ke India untuk bahan baku industri, seperti besi, baja, biji aluminium dan juga nikel.

Selain itu, meningkatnya konsumsi dalam negeri di India akan mendorong adanya peningkatan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk industri makanan dan minuman. Dalam hal ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor CPO atau crude palm oil sebagai bahan baku utama industri makanan minuman di India.

Hasran bilang, saat ini perekonomian India ditopang kuat oleh sektor jasa, terutama teknologi digital. Tumbuhnya perekonomian mengharuskan keterlibatan yang lebih tinggi dalam GVC, terutama pada sektor manufaktur berteknologi tinggi.

Namun, ada beberapa komoditas ekspor Indonesia yang hanya unggul di India, seperti alkohol, fenol, fenol-alkohol, dan halogenasi seperti karet alam serta pupuk.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm