"Ketika saya berbicara dengan para pemimpin negara Asia, mereka mulai bertanya, apa yang akan terjadi dengan China? Apakah China akan kembali ke level pertumbuhan ekonomi yang tinggi?" kata dia.
Beijing memang telah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan pada awal Desember 2022. Meskipun pelonggaran itu akan memulihkan roda perekonomian, pemulihan akan berlangsung dengan sulit.
Pasalnya, pelonggaran yang dilakukan telah menimbulkan gelombang kasus Covid-19 baru. Ini kemudian berdampak terhadap perlambatan konsumsi serta produksi.
"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sulit bagi China, dan dampaknya perekonomian China tumbuh negatif," ucap Georgieva.
Sebagai informasi, IMF memprediksi ekonomi global tumbuh 2,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2023. Ini lebih lambat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 3,2 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramalan Buruk IMF: Sepertiga Ekonomi Dunia Bakal Resesi pada 2023", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2023/01/04/061044626/ramalan-buruk-imf-sepertiga-ekonomi-dunia-bakal-resesi-pada-2023?page=all#page2.