Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berjalan saat akan menyampaikan keterangan pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/1/2023). Hasil rapat Dewan Gubernur BI pada 18-19 Januari 2023 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berjalan saat akan menyampaikan keterangan pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/1/2023). Hasil rapat Dewan Gubernur BI pada 18-19 Januari 2023 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen. ( Antara)

Bank Indonesia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat Akibat Potensi Resesi

26 Januari 2023 17:20 WIB

SonoraBangka.ID - Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo mengatakan, di tengah tantangan tengah ketidakpastian global, pemulihan ekonomi Indonesia 2023 diperkirakan akan membaik.

Namun berbeda halnya dengan pertumbuhan ekonomo global yang diperkirakan akan melambat.

"Pertumbuhan global ekonomi tahun ini diperkirakan turun dari 2,6 peraen menjadi sebelumnya 2,3 persen. Ini karena adanya potensi resesi di AS," kata Perry dalam BI Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023).

Perry mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan turun dari 2,6 persen, dari sebelumnya 2,3 persen, masih ada harapan untuk pemulihan di tahun 2024.

"Kita tapi ada harapan di tahun 2024, kita akan tumbuh 2,8 persen. Ini penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian global setelah sebelumnya kita diuntungkan oleh harga komoditas," jelasnya.

Perry mengatakan, dua tahun yang lalu sata pandemi Covid-19 melanda, pihaknya melakukan kerja ekstra memastikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi RI.

"Dua tahun lalu sangat butuh kerja ekstra saat Covid-19. Untuk mengatasi ini, kita harus lakukan bersama, dari sudut pandang siapapun, dengan begitu kita bisa formulasikan untuk mencari solusi bersama untuk pertumbuhan ekonomi kita," kata Perry

Perry mengatakan, terdapat beberapa aspek yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik, seperti perubahan ekonomi global, kebijakan suku bunga The Fed, hingga nilai tukar dollar AS.

"Kebijakan BI, dimana bank sentral tak hanya bicara investasi. Ada tantangan global seperti slowdown economy, hingga potensi resesi," ungkapnya.

Inflasi global masih tinggi

Perry menyebut, inflasi global saat ini masih tinggi. Inflasi global mencapai 9,2 persen tahun lalu, diperkirakan akan mencapai 5,2 tahun ini, dan 38 persen tahun depan, dan AS 3,1 persen.

"Eropa tetap tinggi, tapi inflasi ini tetap membayangi ekonomi dunia di tahun ini membuat pertumbuhan ekonomi cukup sulit di semester I ini. Tapi, mungkin akan turun pada semester II mandatang," jelasnya.

Untuk mengahadapi tahun 2023, Perry percaya bahwa dibutuhkan kombinasi kebijakan untuk menjaga sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Salah satunya dengan merumuskan lagi strategi investasi untuk mencapai tujuan dalam mengelola cadangan devisa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bank Indonesia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat Akibat Potensi Resesi", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2023/01/26/160000626/bank-indonesia-sebut-pertumbuhan-ekonomi-global-melambat-akibat-potensi-resesi?page=all#page2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm