Meski begitu, Zakir menilai bahwa Indonesia masih cukup kuat untuk melawan dan bertahan.
Jadi, masih ada harapan dan peluang bagi kita soal baiknya kondisi keuangan di tahun 2023.
“Semua negara, termasuk Indonesia pasti terkena dampaknya. Diperkirakan, untuk Indonesia dampaknya tidak sebesar negara lain. Masih tumbuh walaupun tidak akan sebesar sekarang. Hal ini didorong salah satunya oleh cukup kuatnya pasar domestik dan relatif rendahnya exposure terhadap international trade, kurang dari 25 persen PDB. Sehingga efek dari tekanan global relatif terbatas,” jelas Zakir saat dihubungi NOVA.
Ya, untuk melawan segala tantangan di sektor ekonomi, Zakir melihat bahwa di tahun depan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), ekonomi syariah dan digital menjadi tiga pilar yang akan menggerakkan ekonomi Indonesia ke depan.
“Kombinasi ketiganya bisa jadi motor penggerak berputarnya ekonomi domestik dan tidak terlalu bergantung pada impor,” jelasnya.
Dan dalam prosesnya, peran perempuan selalu memiliki tempat yang spesial.
UMKM dan perempuan di tahun depan akan menjadi fondasi dan penopang ekonomi nasional.
Bahkan digadang-gadang sebagai harapan untuk keluar dari ancaman resesi ekonomi global.
Asal tahu saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 saja terdapat 64,5 persen total UMKM yang dikelola perempuan dalam skala usaha mikro.
Dan perlu dicatat bahwa UMKM ini memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia.
Pasalnya, sekitar 99 persen pengusaha mikro memberikan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) negara.
“Perempuan akan selalu jadi aktor penting dalam UMKM, terutama usaha skala mikro dan kecil. Lalu tahun depan prediksinya usaha di sektor kuliner, kriya, dan jasa-jasa rumah tangga masih tetap berpeluang untuk perempuan,” kata Zakir.
Nah menurut kamu, bagaimana ramalan keuangan 2023 ini?
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053623999/ramalan-keuangan-2023-umkm-perempuan-jadi-sekoci-dalam-badai-resesi?page=all