SonoraBangka.ID - Facebook masih digemari di Tanah Air. Hal ini terlihat dengan pertumbuhan positif aspek Grup Facebook dan Reels di Indonesia.
CEO Meta Indonesia, Pieter Lydian menyebutkan, kini, ada 10,5 juta grup Facebook aktif yang menampung sekitar 148 juta warganet asal Indonesia. Jumlah konten Reels yang ditonton juga meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
"Hal ini juga menunjukkan perubahan dari preferensi pengguna Facebook dalam beberapa tahun terakhir," kata Pieter dalam acara bertajuk Facebook: Today and Tomorrow, di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2023).
"Tak hanya dengan teman dan keluarga, kini pengguna juga menggunakan Facebook untuk berinteraksi dengan kreator dan komunitas yang spesifik dengan minar mereka," imbuhnya.
Melihat perubahan tersebut, kata Pieter, Facebook Indonesia menetapkan tiga prioritas untuk pengguna di Tanah Air. Ketiganya berkaitan dengan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk penemuan (discovery), kreator, dan layanan pesan (messaging).
Saat ini, Facebook terus menembangkan inovasi kecerdasan buata untuk memahami preferensi pengguna. Dengan begitu, AI di Facebook bisa memberikan rekomendasi konten yang lebih personal dan spesifik untuk masing-masing pengguna.
Pieter mencontohkan, pengguna menyukai tinju. Maka, teknologi AI Facebook akan merekomendasikan konten-konten soal tinju di feed pengguna.
Facebook juga memiliki fitur "Show More/Show Less" sebagai bentuk umpan balik (feedback) dari pengguna untuk rekomendasi konten yang disajikan.
Pengguna bisa memilih "Show More" pada konten-konten yang diminati, atau "Show Less" untuk konten yang tak ingin dilihat lagi. Dengan begitu, AI Facebook dapat memperbarui rekomendasi konten sesuai feedback pengguna.
"Begitu pula di grup. Kini dengan AI, pengguna akan menemukan rekomendasi grup-grup Facebook yang terkait tinju dengan mudah. Bedanya dulu, pengguna mesti cari grup itu sendiri," kata Pieter.
Kemampuan AI juga membuat pengguna bisa menonton konten Reels sesuai dengan minat pengguna. Misal, pengguna banyak berbicara soal kucing di Facebook. Teknologi AI Facebook bakal mengenali pengguna sebagai penggemar kucing, sehingga pengguna bakal lebih sering melihat video-video kucing di Reels.
Direktur Kemitraan Kreator Asia Tenggara Meta Indonesia, Revie Sylviana mengatakan, kreator juga masih menjadi prioritas Facebook Indonesia ke depannya.
"Facebook akan terus berinvestasi bagi kreator Indonesia lewat pengembangan fitur, peluang monetisasi, dan program pelatihan," kata Revie yang juga hadir dalam acara yang sama.
Untuk fitur, salah satu fitur yang baru diluncurkan di Indonesia adalah Profil mode profesional. Fitur tersebut mengintegrasikan akses terhadap tools yang lebih profesional dan membuka peluang monetisasi.
Revie merinci, kreator di Indonesia setidaknya bisa menikmati empat metode monetisasi untuk mendapatkan uang dari Facebook.
"Fitur monetisasi di Facebook itu lebih beragam dibandingkan platform lainnya. Salah satu yang banyak digunakan kreator Indonesia adalah in-stream ads," kata Revie.
Dengan in-stream ads, kreator bakal mendapatkan uang dari iklan yang muncul di antar video dengan durasi di atas 1 menit di Facebook.
Revie menambahkan, kreator juga bisa mendapatkan uang lewat fitur monetisasi Stars (kreator dapat hadiah dari fans) dan subscription (langganan untuk konten eksklusif).
"Keempat, iklan di Reels. Metode ini sudah diuji coba, dan sekarang uji cobanya diperluas di Indonesia. Ada dua mekanisme kreator yang bisa ikut coba, yaitu lewat undangan dan partnership," kata Revie.
Pieter mengatakan, prioritas ketiga Facebook untuk pengguna Indonesia berkaitan dengan layanan pesan milik Meta, yaitu WhatsApp, Direct Message Instagram, dan Facebook Messenger.
Secara statistik, ada lebih dari 140 miliar pesan yang dikirim setiap harinya lewat WhatsApp, Direct Message Instagram, dan Facebook Messenger.
"Layanan pesan Meta itu digunakan untuk komunikasi dengan teman, namun sekarang layanan pesan itu juga digunakan pengguna untuk menemukan bisnis atau pedagang," kata Pieter.
Di Indonesia sendiri, data tahun lalu menunjukkan bahwa 7 dari 10 orang menggunakan layanan pesan Meta selama Ramadhan dan Idul Fitri. Laly, 3 dari 4 konsumen menggunakan layanan pesan instan dari Meta selama Ramadhan dan Idul Fitri untuk berinteraksi dengan bisnis.
Nah, melihat hal tersebut, Facebook Indonesia juga akan fokus mengembangkan fitur-fitur layanan pesan, baik untuk konsumen maupun bisnis. Tujuannya agar bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
"Hal tersebut menunjukkan potensi penggunaan layanan pesan Meta besar untuk bisnis. Kami lagi melakukan beberapa inovasi, salah satunya mendorong penggunaan WhatsApp untuk bisnis UMKM," kata Pieter.
Sayangnya, menurut Pieter, detail inovasi WhatsApp untuk UMKM itu belum bisa dibagikan untuk saat ini.
Namun, dari gambar ilustrasi yang digunakan Pieter, terlihat bahwa akun pengguna bisa berinteraksi dengan WhatsApp Bisnis untuk keperluan status pesanan, melacak pesanan, dan mengontak pedagang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Prioritas Facebook untuk Pengguna Indonesia", Klik untuk baca: https://tekno.kompas.com/read/2023/03/24/15203567/3-prioritas-facebook-untuk-pengguna-indonesia?page=all#page2.