Para pengunjuk rasa dan serikat pekerja mengulangi seruan mereka kepada pemerintah agar menaikkan upah minimum dan melindungi pekerjaan di negara itu.
Sedangkan di Taipei, Taiwan, pekerja juga menyerukan upah yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik.
Para pegawai pemerintah, pekerja di bidang asuransi dan layanan kesehatan termasuk di antara yang berunjuk rasa pada Senin di ibu kota Taiwan itu.
Di Indonesia, aksi May Day juga pecah di sejumlah kota besar dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional pada Senin
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang mewakili 32 serikat pekerja, mengungkap sekitar 50.000 pekerja ikut serta dalam unjuk rasa tradisional May Day di ibu kota Jakarta.
Selagi ribuan orang masih melampiaskan amarahnya pada UU Cipta Kerja yang baru, mereka berkumpul di dekat Monumen Nasional sambil mengibarkan bendera warna-warni kelompok buruh dan spanduk berisi berbagai tuntutan.
Mereka kemudian berjalan menuju Mahkamah Konstitusi dan Istana Presiden yang dijaga ketat untuk menuntut pencabutan undang-undang tersebut.
“UU Cipta Kerja harus dicabut demi perbaikan kondisi kerja. UU ini hanya akan menguntungkan pengusaha, bukan pekerja," kata pengunjuk rasa bernama Sri Ajeng.
Indonesia dengan penuh semangat mendekati investor asing sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di negara di mana hampir setengah dari 277 juta penduduknya berusia di bawah 30 tahun.
Demonstrasi serupa juga diadakan di kota-kota besar lain Indonesia, termasuk di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aksi May Day Pecah Juga di Beberapa Negara Asia Lain, Ini Tuntutannya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2023/05/01/195500170/aksi-may-day-pecah-juga-di-beberapa-negara-asia-lain-ini-tuntutannya?page=all#page2.