SonoraBangka.id - Walau sepele, apakah ibu tahu berapa batas durasi anak nonton tayangan di TV agar tak berdampak buruk bagi anak itu sendiri?
Asal tahu saja, belum lama ini berita tragis dari seorang anak usia 4 tahun yang meloncat dari lantai 26 menggunakan payung bikin heboh.
Anak laki-laki di Cina itu nekat meloncat usai menonton kartun Tom & Jerry.
Beruntungnya anak tersebut selamat, namun harus mengalami patah di tangan kanannya.
Meski tak disebutkan dengan jelas dari platform mana si anak menonton tayangan kartun Tom & Jerry, tapi TV bisa jadi salah satu yang perlu kita perhatikan.
Terlepas dari kasusnya, saat ini rasanya setiap rumah sudah memiliki smart TV.
TV yang bisa langsung terhubung dengan media digital lain seperti YouTube, tempat di mana banyak tayangan termasuk kartun bisa kita putar dan ditonton.
Tak terkecuali kita nyalakan untuk ditonton sang buah hati.
Namun, tahukah Sahabat NOVA, batas durasi anak nonton TV agar tak berdampak buruk seperti kasus di Cina tadi?
Claire McCarthy, dokter anak di Boston Hospital, Ame[1]rika Serikat, merekomendasi kan anak-anak menonton tayangan televisi selama 1–2 jam per hari.
Apalagi jika tayangan yang ditonton menampilkan nilai-nilai moral dan penyelesaian masalah.
“Anak pun memperoleh pemahaman tentang nilai baru dan mendapat pesan moral positif yang bisa diaplikasikan sehari-hari,” tambah Sani B. Hermawan, psikolog keluarga dikutip dari Tabloid NOVA Edisi 1318.
Sebaliknya, sebuah tontonan bisa berdampak negatif bagi anak jika durasi menontonnya lebih dari 3 jam sehari.
Akibatnya, konsentra si anak menurun.
Anak-anak yang hobi menonton televisi juga bisa saja menjadi antisosial, antipati dengan orang, serta menghindari komunikasi.
Selain itu, tayangan televisi juga bisa berdampak negatif dan merusak perkembangan anak jika materinya tidak sesuai usia perkembangan anak.
“Misalnya, mengandung unsur pornografi, konsumerisme, kekerasan, dan sebagainya,” ujar Sani.
Ajak Diskusi
Usia 0 – 5 tahun merupakan usia emas (golden years) anak.
Apa yang mereka lihat, itulah yang mereka pelajari dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, pengawasan dan pendampingan orangtua menjadi faktor penting.
Maka, selain berkomunikasi, “Orangtua harus terlibat secara interaktif dengan anak saat menonton televisi dan setelahnya. Menonton dan membahas bersama tayangan yang ditonton akan membuat orangtua bisa memastikan bahwa yang ditangkap anak sudah benar dan tidak salah,” lanjutnya.
Misalnya, seusai menonton sebuah tayangan televisi, tanyakan apa yang ia peroleh, mana tokoh berkarakter baik, mana yang baik dilakukan dan tidak, serta sebagainya.
Sehingga, persepsi yang ditangkap anak terhadap tayangan itu bisa sesuai harapan orangtua.
Selanjutnya, tanyakan pula apa nilai positif yang mereka dapat dari Si Tokoh Baik.
Tentu saja, gunakan bahasa anak, sehingga anak punya penjiwaan terhadap tokoh yang benar.
Tanpa pendampingan dari orangtua, anak bisa saja salah menangkap pesan dari sebuah tayangan televisi.
Misalnya, tayangan negatif tentang pencurian.
Anak bisa saja menganggap mencuri itu boleh.
Bahkan, film kartun sekalipun, tidak boleh lepas dari pengawasan orangtua.
“Film kartun tidak selamanya bagus buat anak,” tegas Sani.
Nah, apakah sudah terapkan batas durasi anak nonton tayangan di TV yang tepat?
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053803080/segini-batas-durasi-anak-nonton-tayangan-di-tv-agar-tak-jadi-buruk?page=all